iklan banner

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL DISCOVERY BASED LEARNING Oleh : Siti Aminah, S.Pd

 

ABSTRAKSI

 

 

 

Judul: Upaya Meningkatkan Minat dan Keaktifan Belajar Peserta Didik melalui Model Discovery Based Learning pada Pembelajaran Fikih materi shalat berjama’ah di Kelas II MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah”.

Kata kunci : Model Discovery Based Learning, Minat, Keaktifan, Pembelajaran fikih Penggunaan Model Discovery Based Learning diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga tidak terjadi kejenuhan, dengan demikian siswa akan terlibat baik secara fisik, emosional dan intelektual sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fikih materi shalat jama’ah di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah : seberapa besar penggunaan model discovery based learning mampu meningkatkan minat dan keaktifan siswa

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: melalui model discovery based learning diharapkan mampu meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas II semester I,

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan model discovery based learning dapat berpengaruh positif terhadap minat dan keaktifan peserta didik kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus, serta model pembelajaran ini bisa digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran fikih.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MOTTO HIDUP

 

“ KESUKSESAN BERAWAL DARI KESUNGGUHAN DALAM MEWUJUDKAN DAN TAK ADA KATA MENYERAH UNTUK MENGGAPAINYA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

I


HALAMAN PERSEMBAHAN

 

 

Alhamdulillahi Rabbil Alamin,

 

 

Sujud syukur kepada Allah SWT, yang Maha Esa, Dzat yang Maha Agung dan MahaPengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang menjadi tauladan bagi semua insan disetiap segi kehidupan, terlebih dalam bidang hukum islam dan semoga kelak kita diakui menjadi umat beliau dan mendapat syafa’at beliau dihari kiamat. Aamiiin.

Dengan segenap rasa cinta dan kasih, ku persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang terkasih . . .

1.      Orang tua tercinta yang selalu mendo`akan kita semua

2.      Kepala MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom yang selalu memberi arahan dan bimbingan

3.      Teman-teman guru dan kariawan MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom

 

4.      Suami dan anak-anak tercinta yang selalu men dukun g, memotivasi dan menjadi tujuan hidup bersama

 

 

 

 

Tanjunganom, November 2020

 

 

 

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

II


KATA PENGANTAR

 

 

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan judul upaya meningkatkan minat dan keaktifan belajar peserta didik melalui model discovery based learning pada pembelajatan fikih materi shalat berjama’ah (PTK dikelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten Pati)”.

Penelitian tindakan kelas ini kami susun untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran. Dalam penyusunan laporan penelitian tindakankelas ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada semua pihakyang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini jauhdari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

 

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

III


 

DAFTAR ISI

Halaman

 

HALAMAN JUDUL........................................................................................

 

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................

I

ABSTRAK .......................................................................................................

II

MOTTO ...........................................................................................................

III

PERSEMBAHAN ...........................................................................................

IV

KATA PENGANTAR .....................................................................................

V

DAFTAR ISI ...................................................................................................

VI

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang ..............................................................................

1

B. Identifikasi Masalah .....................................................................

2

C. Rumusan Masalah ........................................................................

2

D. Tujuan Penelitian        ....................................................................

3

E. Manfaat Penelitian     ....................................................................

3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... ....................................................................

4

A. Kajian Pustaka          ....................................................................

4

B. Kerangka Berfikir      ....................................................................

13

C. Hipotesis Tindakan ....................................................................

14

 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................

 

15

A. Subjek Penelitian ........................................................................

15

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................

15

C. Langkah/Prosedur Penelitian ......................................................

15

D. Jenis dan Sumber Data ................................................................

15

E. Rancangan Penelitian ..................................................................

16

F. Jadwal Penelitian .........................................................................

19

G. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................

19

H. Analisis Data ...............................................................................

21

 

 

 

 

 

 

 

 

VI


 

 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 24

A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 24

BAB V PENUTUP......................................................................................... 48

A.   Kesimpulan................................................................................................. 48

B.   Saran........................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 50

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

VII


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.            Latar Belakang Masalah

 

Tujuan utama dalam pendidikan yaitu membentuk peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian agar dapat membangun diri sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah tsanawiyah adalah mata pelajaran Fiqih. Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam.

Dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah dari faktor model pembelajaran yang diterapkan. Model pembelajaran merupakan seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek yang dipersiapkan guru baik sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran. Dan model pembelajaran ini sangat penting dikuasai guru dan guru harus selalu belajar dalam mengembangkan model pembelajaran yang mereka lakukan.

Namun pada prakteknya sering para guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu model pembelajaran yang terpusat pada guru diantaranya dengan menggunakan model ceramah. Sehingga proses belajar anak hanya sekedar merekam informasi saja. Hal demikian mengakibatkan anak menjadi kurang kreatif di dalam mengemukakan ide-ide pemecahan masalah yang efeknya akan dibawa anak dalam kehidupan masyarakat.

Model pembelajaran konvensional yang terkenal monoton ini menjadi penyebab rendahnya minat belajar peserta didik. Minat belajar

 

 

1


 

 

yang rendah menjadi penyebab tidak optimalnya prestasi belajar yang dicapai peserta didik. Upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik dapat dilakukan dengan cara meningkatkan minat belajar peserta didik. Minat belajar dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran discovery based learning yang menekankan peran aktif peserta didik dalam menemukan informasi yang bisa mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Dengan begitu, maka pemikiran peserta didik akan lebih berkembang karena mereka ikut aktif di dalam berfikir, tidak pasif dengan hanya menerima informasi dari guru.

Dengan diterapkannya model discovery based learning, maka besar harapan peneliti agar minat dan keaktifan peserta didik dalam belajar dapat meningkat sehingga nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Walaupun model ini belum bisa berjalan dengan baik karena terpengaruh oleh kondisi lingkungan pembelajaran ataupun lainnya.

Latar belakang masalah di atas mendorong penulis untuk mengkaji lebih lanjut dan mengadakan penelitian tentang : Upaya Meningkatkan Minat dan Keaktifan Belajar Peserta Didik melalui Model Discovery Based Learning pada Pembelajaran Fikih Materi Shalat Berjama’ah (PTK di Kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah)”.

B.           IDENTIFIKASI MASALAH

 

1.         Kurangnya minat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran fikih materi Shalat berjama’ah kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Tahun Pembelajaran 2020-2021

2.         Perlu adanya pembaharuan dalam penggunaan model yang digunakan guru, agar minat belajar peserta didik meningkat sehingga menumbuhkan semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

C.          RUMUSAN MASALAH

 

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :


 

 

1.                  Bagaimana meningkatkan minat dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran fikih materi shalat berjama’ah melalui model discovery based learning ?

D.           TUJUAN PENELITIAN

 

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.         Melalui model discovery based learning diharapkan mampu meningkatkan minat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi lebih bersemangat dan aktif dalam belajar dan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.

E.            MANFAAT PENELITIAN

 

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

a.       Manfaat Teoritis

ü  Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji model discovery based learning guna meningkatkan minat dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Fiqih. Dengan demikian temuan penelitian ini akan memperkaya khasanah pengetahuan di bidang model pembelajaran.

b.      Manfaat Praktis

ü  Bagi Peserta didik

Dari penelitian ini peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, sehingga peserta didik menjadi lebih berminat, bersemangat dalam belajar fikih.

ü  Bagi Guru

 

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi informasi serta sebuah masukan yang sangat berharga bagi para guru dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran diantaranya dengan penerapan model pembelajaran discofery based learning.


 

 

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA

 

A.                 Kajian Pustaka

 

1.    Kajian Tentang Model Discovery based learning

 

a.    Pengertian Model Discovery based learning

 

Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran.

Penjelasan tersebut senada dengan pendapat Hanafiah (2012, hlm.77) yang menyatakan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.1

b.    Tahapan - tahapan dari penerapan Model Discovery based learning

 

Berikut adalah langkah persiapan model discovery learning secara umum yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a)         Menentukan tujuan pembelajaran.

 

Pada tahap ini guru menentukan terlebih dahulu tujuan dari pembelajaran discovery yang akan dilakukan agar proses pembelajaran dapat memenuhi hasil belajar yang telah ditentukan. Misalkan merumuskan masalah- masalah yang terdapat dalam kelas dan menentukan target dari proses belajar-mengajar dengan model discovery learning.

b)        Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik.

 

Pada tahap ini guru mengidentifikasi setiap karakter peserta didik yang ada di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah tersebut. Karakteristik yang


1

Gamal Thabroni, “Model Pembelajaran Discovery Learning: Pembahasan Lengkap,” artikel diakses pada

25-Januari-2020 dari https://serupa.id/discovery-learning/

 

 

4


 

 

berbeda dari setiap peserta didik perlu diidentifikasi agar dapat disesuaikan dengan bahan ajar dan model discovery learning seperti apa yang harus diterapkan pada peserta didik MI. Tarbiyatul Islamiyah tersebut. Sebab tidak semua peserta didik MI. Tarbiyatul Islamiyah memiliki karakter, kemauan, tingkat kognitif, dan tingkat kecerdasan yang sama.

c)         Memilih materi pelajaran.

 

Pada tahap ini guru membuat bahan dan materi ajar yang akan diberikan dengan menyesuaikan materi dengan model discovery learning serta karakteristik peserta didik MI. Tarbiyatul Islamiyah yang berbeda. Selain itu, materi pelajaran pun harus mengacu pada tujuan pembelajaran dari model discovery learning.

d)        Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif.

Pada tahap ini guru mencari tema dan topik pembelajaran yang berkaitan dengan model discovery yang sesuai dengan karakteristik peserta didik MI. Tarbiyatul Islamiyah dengan menyusunnya secara induktif. Penyusunan topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif ini dapat diartikan bahwa topik atau tema pembelajaran harus disusun dari hal yang spesifik atau khusus ke hal yang umum.

e)         Mengembangkan bahan-bahan ajar berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.

Setelah menyusun topik-topik yang dapat dipelajari peserta didik secara induktif, guru membuat serangkaian contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya yang berkaitan dengan topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan guna membantu proses pembelajaran yang dilakukan para peserta didik MI. Tarbiyatul Islamiyah

f)          Mempersiapkan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. Pada tahap ini guru membuat suatu rancangan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik yang berkaitan dengan topik yang diberikan serta model discovery based learning. Rancangan ini bisa berbentuk penilaian sikap


 

 

afektif sampai pada tingkat kognitif.



 

 

1.    Tujuan dari Metode Discovery Learning

 

Menurut Bell, beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan yakni sebagai berikut:

a.       Dalam menemukan peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

b.      Melalui pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak, juga peserta didik banyak meramalkan informasi tambahan yang diberikan.

c.       Peserta didik juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menentukan.

d.      Pelajaran dengan penemuan membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang lebih efektif, saling membagi informasi, serta mendegar danmenggunakan ide-ide orang lain.

e.       Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan- keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui lebih bermakna.

f.        Discovery learning keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.2

Dengan demikian tujuan metode discovery learning adalah untuk melatih peserta didik melakukan berbagai macam aktivitas, yaitu pengamatan, penyelidikan, percobaan, dan melakukan penemuan, mengajukan pertanyaan dan


2 M. Hasan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bandung: Ghia Indonesia, 2014), h. 284


 

 

mencari jawaban atas pertanyaan sendiri. Sehingga hasil dari kegiatan itu peserta didik akan mendapatkanfakta-fakta secara lengkap tentang obyek yang diamati.

2.             Kajian Tentang Minat dan Keaktifan Peserta Didik

 

Menurut Djaali (2008: 121) “minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi dan berinteraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan.3

Keaktifan belajar peserta didik merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.4

Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan peserta didik untuk belajar. Aktivitas peserta didik merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan peserta didik lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.5

3.             Kajian Tentang Pembelajaran

 

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.


3  Em Zul Fajri dan Ratu Aprillia Senja, (2014), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: DifaPublisher, hal. 36

4  Sardiman A.M, (2001), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, hal. 98

5  http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses tanggal 14 Desember 2017,pukul: 20. 40 WIB.


 

 

Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.6

4.             Kajian Pembelajaran Fiqih

 

Dilihat   dari   sudut   bahasa,   fiqh   berasal   dari   kata   faqaha   (فقه)  yang  berarti memahami dan mengerti. Dalam peristilahan syar’i, ilmu fiqh dimaksudkan sebagai ilmu yang berbicara tentang hukum- hukum syar’i amali (praktis) yang penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil- dalilnya yang terperinci dalam nash (Alqur’an dan hadis)7

5.             Kajian Shalat Jama’ah

 

Al-shalatul jama’ah bermakna pelaksanaan salat yang melibatkan dua orang atau lebih sebagai satu kesatuan, yang salah satunya berperan sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum. Paling sedikit atau jumlah terkecil dalam pelaksanaan salat berjamaah adalah dua orang, satu sebagai imam dan lainnya menjadi makmumnya.

Dasar hukum salat berjamaah

 


Firman Allah Swt :


 ˚م م ك ه


 ˚ن م


 ف´تً طا


˚م ˚لت´ق˚


ة´ صل´ى


 ˚م ا ل ه


ق´ ˚مت ا´


˚م ˚يه


˚نت ك


و ا¸ ذ´ ا


 

Artinya : “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka ( sahabatmu ) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka” (QS. An-Nisa:102)

Dalam hadis nabi Saw dijelaskan :

 


جتً


ين د ر


¸ر عش


˚ب  ٍع و س


 ا لف´ ¸د  ¸ب ة


´ل ص


ت´ ˚فضل عت


´ما ج


ص ´ل ة´ ا ˚ل


 

 

6 Direktorat pendidikan dan pembelajaran, artikel diakses Jumat, 28 Juni 2019 dari

https://unida.ac.id/pembelajaran/

7 Keputusan Menteri Agama RI, op, cit, hal 46


 

 

Artinya : “Shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat ( kedudukannya di sisi Allah SWT ) dari pada shalat sendirian” (HR. semua Imam hadis kecuali An Nasa'i dan Abu Daud)8

6.             Kajian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh peserta didik setelah terjadinyaproses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajarn pada satu pokok bahasan. Atau bisa disebut hasil belajar adalah nilai yang diperoleh oleh seorang peserta didik pada saat dia belajar. Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. 9

Berdasarkan ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya. Karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang baik bahkan lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebihbaik.


Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor dari luar diri. Faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri peserta didik perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark pada Tahun 1981 bahwa hasil belajar peserta didik di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor dari luar diri peserta didik yakni

8 Mashuri, FIKIH (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, 2020), h. 93

9 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30


 

 

lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran.10

 

Tujuan Hasil Belajar

 

Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya. Hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dimaksutkan untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar. Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk. mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar .

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

 

a.       Faktor internal

 

1)      Kesehatan

 

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar karena itu pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang agar bersemangat dalam melaksanakan belajar.

2)      Intelegensi dan bakat

 

Seseorang yang memiliki inteligensi baik umumnya mudah belajar dan

 


10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya, 2005), h. 39


 

 

hasilnyapun cenderung baik dan sebaliknya orang yang mempunyai inteligensi rendah cenderung mengalami kesulitan belajar. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Bila seseorang mempunyai inteligensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari maka prosese belajarnya akan lancar dan sukses.

3)      Minat dan motivasi

 

Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan hasil belajar yang tinggi dan begitu juga sebaliknya. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh dengan tantangan dan harus dihadapi untuk mancapai cita-cita.

4)      Cara belajar

 

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaimana cara membaca, mencatat, dan sebagainya. Selain dari teknik-teknik tersebut perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media pengajaran dan penyasuaian bahan pelajaran.

b.      Faktor Eksternal

 

1.      Keluarga

 

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak


 

 

dalam belajar. Disamping itu faktor keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar.

2.      Sekolah

 

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode pengajarannya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak dan sebagainya itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

3.      Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila disekitar lingkungan tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orangorang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.

4.      Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam mempengaruhi hasil belajar

7.                Kerangka Berpikir

 

Pada proses pembelajaran pasti disitu diterapkan suatu model pembelajaran tentang bagaimana guru menyampaikan materi kepada peserta didik. Minat dan daya keaktifan peserta didik terhadap pembelajaran juga dipengaruhi oleh bagaimana model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dan sudah pasti hal tersebut juga akan mempengaruhi kompetensi hasil belajar peserta didik di akhir pembelajaran.

Proses pembelajaran Fiqh di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus masih menerapkan model konvensional, yaitu pembelajaran yang terpusat pada guru, guru menyampaikan materi dengan ceramah dan peserta didik hanya mendengarkan, kemudian setelah itu diberi soal yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru tersebut. Model


 

 

tersebut berdampak pada kurangnya minat dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga para peserta didik pun juga mengalami kebosanan dan kejenuhan di dalam belajar. Selain itu kemampuan berfikir peserta didik juga cenderung pasif, karena kurangnya latihan di dalam berfikir, salah satunya pada aspek penemuan informasi/pengetahuan.

Beberapa peserta didik juga masih ada yang kesulitan di dalam memahami materi jika hanya mengandalkan ceramah penjelasan dari guru saja. Agar peserta didik tidak lagi kesulitan di dalam memahami materi dan agar pikiran peserta didik menjadi terlatih maka peneliti disini akan mengadakan sebuah penelitian tentang penerapan model Discovery based learning dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Fiqh. Dengan harapan nanti kedepannya akan terjadi peningkatan minat dan keaktifan peserta didik dalam belajar, sehingga mampu mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqh di MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus.

8.             Hipotesis Tindakan

 

Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas maka berikut ini dapat dijadikan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut: “ Jika penerapan model pembelajaran discovery based learning dapat berjalan dengan efektif dan efesien maka minat dan keaktifan peserta didik dalam belajar akan meningkat sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fiqih.


 

 

 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

 

A.       Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam hal ini adalah peserta didik Kelas II MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Tahun Ajaran 2020-2021.

B.        Tempat dan Waktu Penelitian

 

Penelitian ini dilaksanakan di MI. Tarbiyatul Islamiyah yang beralamat di Jl. Pondok-Tanjunganom Rt. 02 Rw. 01 Kelurahan Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Waktu penelitian berlangsung tanggal 25 Oktober s/d 12 November 2020.

C.       Langkah/Prosedur Penelitian

Langkah-langkah untuk membuat PTK ini adalah :

 

a)      Perencanaan

 

b)      Pelaksanaan

 

c)      Pengamatan/observasi

 

d)      Refleksi.

D.       Jenis dan Sumber Data

 

Data dan sumber data dibagi menjadi dua yaitu, data primer dan data sekunder

 

1. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.

Lokasi                        : MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus

 

Objek Penelitian   : Peserta didik Kelas II MI dengan jumlah 28 peserta didik

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Adapun yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah kepala madrasah dan kurikulum yang dfikihkai, serta data - data daftar nama peserta didik, jumlahpeserta didik, serta keadaan dan fasilitas di MI.


 

 

Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus.

 

E.        Rancangan Penelitian

 

Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya, rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan. Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai.


Pada tahap ini, data hasil pengamatan yang dapat dianalisis bersama dengan observer sehingga diketahui kekurangan yang ada pada siklus 1. Hasil analisis tersebut dijadikan acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus 1I. Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas tergambar seperti dibawah ini:

 

 

1)      Siklus 1

 

a.    Rencana Tindakan I

 

Hasil yang didapati dari kegiatan perencanaan meliputi :

 

Ø  Menyusun RPP   mengikuti   alur   model Discovery based


 

 

learning

 

Ø  Menyiapkan bahan-bahan pendukung pembelajaran

 

Ø  Membaca teori-teori tentang model Discovery based learning untuk dapat dilaksanakan dengan benar di lapangan

Ø  Membuat soal-soal penilaian

 

Ø  Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan membantu prosespembelajaran

Ø  Membaca dengan baik pedoman-pedoman yang diberikan oleh departemen pendidikan dalam menyusun perencanaan agar mampu melakukan pembelajaran sesuai harapan

Ø  Menyusun materi pembelajaran

 

b.    Pelaksanaan Tindakan I dan Observasi

 

Ø  Membawa persiapan ke kelas

 

Ø  Memulai pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran pendahuluan yakni, memberi salam, berdoa, membaca surah yasin, pembacaan tujuan pembelajaran, melakukan apresiasi

Ø  Melakukan pembelajaran inti dengan cara 5M (mengamati, menanya, mengeksplor, mengasosiasi, mengkomunikasikan)

Ø  Melakukan pembelajaran penutup

 

Ø  Melakukan penilaian terhadap model Discovery based learning

 

c.    Tahap Refleksi

 

·      Menganalisis data-data yang diperoleh pada tahap tindakan dan obeservasi

·      Mengamati kesimpulan tentang kelebihan dan kelemahan penggunaan model pembelajaran discovery based learning pada materi shalat berjama’ah sebagai acuan/desain untuk menyusun siklus selanjutnya.

2)      Siklus 1I

 

a.       Tahap Perencanaan


 

 

Ø  Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah

Ø  Menentukan indikator pencapaian hasil belajar

 

Ø  Pengembangan program tindakan II

 

b.       Tindakan II

 

ü  Melakukan    apresiasi    pada   pelajaran    yang    sudah dibahasdipertemuan lalu

ü  Peserta didik yang   diperkenalkan    dengan    materi yang dibahas dantujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran

ü  Peserta didik mengamati video yang ditayangkan terkait dengan materi pembelajaran

ü  Peserta didik menjabarkan pendapatnya terhadap analisis video yang ditayangkan

ü  Presentasi hasil diskusi

 

ü  Peserta didik menyelesaikan tugas pada lembar kerja peserta didik

c.       Pengamatan (observasi)

 

·      Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan langsung

·      Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan

d.       Refleksi

 

·      Melakukan    evaluasi    terhadap    tindakan    pada    siklus    1I berdasarkandata yang terkumpul

·      Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus 1I

·      Memperbaiki    pelaksanaan   tindakan   sesuai    dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus 1I


 

 

·      Evaluasi tindakan II

 

F.        Jadwal Penelitian

 

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

 

 

No

Kegiatan

25-10-2020

09-11-2020

1

2

3

4

1

Penyusunan laporan dan perencanaan

tindakan I

V

 

2

Pelaksanaan tindakan I

V

 

3

Pengamatan pengumpulan data I

V

 

4

Refleksi

V

 

5

Perencanaan tindakan II

 

V

6

Pelaksanaan tindakan II

 

V

7

Pengamatan pengumpulan data II

 

V

8

Refleksi II

 

V

9

Penulisan laporan/perjilidan

10 s//d 21 November 2020

 

 

G.           Teknik Pengumpulan Data

Merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Disini peneliti menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data diantaranya :

1.       Observasi

 

Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu. Adapun observasi ilmiah adalah perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor- faktor penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.11


11 Emzir.2010.Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada


 

 

Observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas pembelajaran secara langsung pada proses pembelajaran dengan penerapan model Discovery based learning pada materi shalat berjama’ah mata pelajaran Fiqh di MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus.

2.       Dokumentasi

 

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya  catatan     harian,     r i w a y a t     p r i b a d i      y a n g d i l a k u k a n s e c a r a t e r u s - m e n e r u s dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa,dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya tulis, dan lain-lain.

Dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang nama-nama peserta didik, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar penilaian materi shalat berjama’ah pada mata pelajaran Fiqh. Serta peneliti juga menggunakan dokumentasi untuk memperoleh data berupa foto-foto kegiatan pada saat pembelajaran berlangsung.

3.   Tes

 

Tes merupakan suatu pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait/atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Tes merupakan instrumen penelitian untuk mengukur perilaku atau kinerja seseorang/subyek penelitian. Tes yang dilakukan adalah untuk memperoleh data tentang kesulitan peserta didik dalam memahami materi shalat berjama’ah. Tes bertujuan untuk mengukur hasil belajar peserta didik, dalam bentuk nilai atau skor, dan dilaksanakan setelah selesai


 

 

materi diberikan.

 

H.           Analisis Data

 

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data yaitu peneliti memberikan uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mengurai datayang diperoleh agar dapat dfikihhami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Adapun analisis data yang digunakan peneliti yaitu :

1.      Analisis data Lembar Observasi Aktivitas Guru

 

Analisis data aktivitas guru diperoleh dari hasil pengamatan yang diisi selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini dianalisis selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan rumus persentase :


 

 

Keterangan      :


P = F x 100 % N

 

P = Angka presentase

F = Frekuensi aktifitas guru

N = Jumlah aktifitas keseluruhan12


 

Membuat interval presentasi dan kategori kriteria penilaian observasi sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kategori Kriteria Penilaian Hasil Pengamatan Guru

 

No

Nilai %

Kategori Penilaian

1

86-100

Baik sekali

2

72-85

Baik

3

60-71

Cukup

4

50-59

Kurang

5

0-49

Gagal

 

 

 


12 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan kelas sebagai Pengembang ProfesiGuru,…, h. 73.


 

 

2.      Analisis Data Observasi Aktivitas Peserta didik

 

Analisis data observasi aktivitas peserta didik ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas peserta didik pada saat proses pembelajaran fikih pada materi shalat berjama’ah melalui penggunaan model pembelajaran discovery based learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran tersebut. KKM mata pelajaran fikih yang ditentukan di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom yaitu minimal 75.

Ada dua kriteria ketuntasan belajar, yaitu ketuntasan individual dan ketentuan klasikal menurut E. Mulyasa: berdasarkan teori belajar tuntas, seorang peserta didik dfikihndang tuntas jika ia mampu mencapai tujuan pembelajaran minimal 80% dari seluruh tujuan. Sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas apabila mencapai nilai sekurang-kurangnya 80% dari peserta didik yang ada di dalam kelas. Untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar peserta didik secara klasikal dianalisis dengan menggunakan rumus persentase:


 

 

Keterangan :


KS  =     ST x 100 % N

 

KS = Ketentuan Klasikal

ST = Jumlah peserta didik yang tuntas N           = Jumlah peserta didik dalam kelas13


Tabel 3.2. Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Peserta didik

 

No

Nilai %

Kategori Penilaian

1

86-100

Baik sekali

2

72-85

Baik

3

60-71

Cukup

4

50-59

Kurang

5

0-49

Gagal


13 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembang ProfesiGuru,…h. 74.


 

 

 

 

Untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar peserta didik secara individu dianalisisdengan menggunakan rumus persentase:


Skor yang diperoleh

P =

Skor Maksimum


x 100 %


 

Jika nilai yang diperoleh sisiwa mencapai nilai KKM yaitu 75 maka dinyatakan tutas secara perorangan. Nilai individu dihitung berdasarkan nilai skor 10 sedangkan nilai skor keseluruhannya adalah 100.

3.    Analisis Hasil Belajar

 

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dilakukan analisis dalam penggunaan model pembelajaran discovery learning pada pembelajaran fikih. Analisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

 


 

 

 

Keterangan:


F        

P =

Nx 100 %

 

P= Angka Persentase

 

F= Jumlah hasil peserta didik tiap aspek yang munculN= Jumlah Seluruh Peserta didik.14


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

14 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembang ProfesiGuru,…, h. 73.


 

 

BAB IV

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

A.  Hasil Penelitian

 

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2020 sampai dengan 12 November 2020. Penerapan model discovery based learning di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus terdiri dari 2 siklus, yaitu:

1.      Siklus 1

 

Siklus 1 dilaksanakan dalam empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.    Perencanaan

 

Penerapan model discovery based learning pada siklus 1 diterapkan pada materi pokok shalat berjama’ah (sub materi pengertian, dalil, imam dan makmum). Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, meliputi menyusun RPP sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan lembar observasi aktivitas peserta didik salama proses pembelajaran berlangsung, membuat lembar kerja peserta didik (LKPD), membuat soal evaluasi yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal, dan sebagai alat penilaian evaluasi.

b.    Pelaksanaan

 

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dilakukan pada hari senin tanggal 25 Oktober 2020 dengan menggunakan model discovery based learning pada materi pokok shalat berjama’ah (sub materi pengertian, dalil, imam dan makmum). Pembelajaran ini diikuti oleh peserta didik siswi kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus Pati yang berjumlah 28 orang peserta didik. Peneliti sebagai pemberi tindakan dan bapak Naim, S.Pd.I, M.Pd sebagai pengamat selama proses


 

 

pembelajaran berlangsung pada pelajaran fikih materi pokok shalat berjama’ah dan sub materi pengertian, dalil, imam dan makmum.

Sebelum memulai penerapan metode discovery learning, guru memastikan semua peserta didik sudah ada di dalam kelas dan tidak ada lagi yang diluar kelas.

Adapun kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru terdiri dari tiga kegiatan yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan RPP.

Dalam kegiatan pendahuluan, guru mengucapkan salam dan mengajak peserta didik berdo’a awal pembelajaran, guru mengecek kesiapan diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran peserta didik, guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran serta kompetensi yang akan di capai, guru memberikan apersepsi dan mengajak peserta didik untuk bebas mengutarakan tentang salat berjama’ah sesuai dengan pengetahuan mereka.

Dalam kegiatan inti ini terdiri dari lima tahapan yaitu :

 

1.      Mengamati

 

Ø  Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian salat berjama’ah

Ø  Peserta didik mengamati video yang ada kaitannya dengan materi salat berjama’ah

2.      Menanya

 

Ø  Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik terkait video yang telah diamati

Ø  Peserta didik memberi tanggapan terkait tayangan video yang diamati

 

Ø  Guru memberi umpan balik dari tanggapan peserta didik tersebut

 

3.      Eksplorasi/eksperimen


 

 

Ø  Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok

 

Ø  Masing-masing kelompok mencari informasi berkaitan dengan salat jama’ah (dengan sub bab syarat sah imam dan makmum (untuk kelompok 1), prioritas menjadi imam jama’ah (untuk kelompok 2) dan posisi imam dan makmum dalam shalat jama’ah (untuk kelompok 3)) melalui internet dan buku. Masing– masing kelompok mendiskusikan tugas diskusi yang telah ditemukan

4.      Mengasosiasi

 

Ø  Masing-masing kelompok membuat ringkasan hasil diskusi

 

5.      Mengkomunikasikan

 

Ø  Masing–masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian

Dalam kegiatan akhir, guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan tentang materi tersebut. Memberikan penguatan dan refleksi dan menyampaikan pesan-pesan moral, doa dan salam penutup.

c.    Observasi

 

Hasil pengamatan terhadap observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas peserta didik dalam penerapan model discovery based learning diketahui dari hasil analisis lembar observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas peserta didik. Pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas peserta didik dengan menggunakan model discovery based learning yang diamati oleh bapak Naim, S.Pd.I, M.Pd sebagai wakakur MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus


 

 

Tabel 1.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus 1

No

Aspek yang dinilai

Nilai

1

2

3

4

 

Pendahuluan

 

1

Guru memberi salam dan mengecek kesiapan diri peserta didik

dengan mengisi lembar kehadiran

 

 

 

2

Guru mengawali pembelajaran dengan membaca doa

 

 

 

3

Apersepsi

 

Guru memberikan apersepsi: Guru menanyakan pertanyaan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari mengenai materi yang akan diajarkan terkait (pengertian, dalil, imam dan makmum dalam shalat berjama’ah)

Seperti :

1.      Apakah kalian pernah melakukan shalat berjama’ah ?

2.      Jelaskan secara terperinci hal-hal yang menbedakan shalat berjama’ah dengan shalat munfarid ?

 

 

 

4

Guru memberikan motivasi kepada peserta didik

 

 

 

5

Menyampaikan tujuan pembelajaran

 

 

 

 

Kegiatan inti

 

 

 

 

6

Guru mengkondisikan agar peserta didik siap mengikuti proses

pembelajaran (stimulasi)

 

 

 

7

Guru menjelaskan cara belajar dengan model discovery based learning (stimulasi)

 

 

 


 

 

 

8

Guru menunjukkan beberapa gambar orang sedang melakukan shalat berjama’ah dan menyuruh peserta didik untuk mengamati gambar tersebut (stimulasi)

 

 

 

9

Guru meminta salah satu peserta didik untuk menjelaskan gambaryang di tunjukkan guru tersebut beserta bagian- bagiannya.

(stimulasi)

 

 

 

10

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanya kepada guru hal-hal yang belum di pahami terkait penjelasantentang bagian-bagian dari shalat berjama’ah

(stimulasi)

 

 

 

11

Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 3 kelompok

 

 

 

12

Guru membagikan LKPD kepada tiap-tiap kelompok yang

telah disediakan

 

 

 

13

Tiap-tiap kelompok mendapatkan tugas mencari informasi berkaitan dengan salat jama’ah (dengan sub bab syarat sah imam dan makmum (untuk kelompok 1), prioritas menjadi imam jama’ah (untuk kelompok 2) dan posisi imam dan makmum dalam shalat jama’ah (untuk kelompok 3)) melalui internet dan buku. Masing– masing kelompok mendiskusikan tugas diskusi yang telah ditemukan

 

 

 

14

Membimbing peserta didik saat melakukan pencarian informasi terkait tugas yang diberikan

 

 

 

15

Guru memberikan kesempatan   untuk   bertanya   tentang

diskusi kelompok. (Plobem statemen)

 

 

 

16

Menugaskan perwakilan kelompok untuk melaporkan hasil

diskusi

 

 

 

17

Kelompok yang lain memberi tanggapan

Guru memberi penguatan terhadap materi dan temuan kelompok (menarik kesimpulan)

 

 

 

 

PENUTUP

 

 

 

 

18

Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas

 

 

 

19

Guru dan peserta didik bersama- sama membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah mereka lakukan

 

 

 


 

 

 

 

(generalization)

 

 

 

 

20

Guru memberikan penguatan dan refleksi tentang materi

shalat berjama’ah dengan sub bab pengertian, dasar hukum, imam dan makmum

 

 

 

21

Guru memberikan pesan-pesan moral terkait materi

 

 

 

22

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah

 

dan mengucapkan salam

 

 

 

Jumlah

65

Persentase

74 %

 

 

Sumber: Hasil Penelitian di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus

P = F x 100 %    65 x 100 % = 74 % N                      88

Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas guru, jumlah skor diperoleh 65. Dengan demikian nilai rata-rata adalah hasil observasi pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui metode discovery learning mata pelajaran Fikih kelas II materi shalat berjama’ah sub materi pengertian, dalil, imam dan makmum yaitu memperoleh skor 65 dengan katagori cukup, akan tetapi masih terdapat beberapa aktivitas yang masih rendah yaitu pada kegiatan apersepsi dimana kegiatan hanya banyak bernilai 2 dan pada penyampaian motivasi juga masih bernilai 2 sedangkan untuk kegiatan inti ada yang bernilai 2, 3 dan 4, namun yang paling banyak masih bernilai 2, kekurangannya seperti dalam proses pembelajarannya guru kurang mampu mengarahkan peserta didik untuk menyelidiki serta menemukan sendiri dan


mengambil kesimpulan tentang materi

Tabel 1.2 Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik dalam Mengikuti Pembelajaran Siklus 1

No

Aspek yang dinilai

Nilai

1

2

3

4

 

Pendahuluan

 

1

Peserta didik menjawab salam, peserta didik duduk dengan tertib dan rapi

 

 

 

2

Peserta didik berdo’a besama

 

 

 

3

Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru tetang kegiatan melaksanakan shalat berjama’ah, dan menjawab pertanyaan keduayaitu menjelaskan secara terperinci hal-hal yang membedakan shalat berjama’ah dengan shalat sendirian

 

 

 

4

Peserta didik mendengarkan motivasi yang sedang diberikan guru.

 

 

 

5

Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran yang dijelaskan guru

 

 

 

 

Kegiatan Inti

 

6

Peserta didik mengikuti sesuai dengan arahan guru.

 

 

 

7

Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan belajar dengan

menerapkan metode discovery learning

 

 

 

8

Peserta didik               mengamati                gambar dan mendengarkan penjelasan dari guru.

 

 

 

9

Peserta didik bertanya jika ada yang belum mereka pahami

 

 

 

10

Peserta didik menjawab dari soal permasalahan yang di tanya guru

 

 

 

11

Peserta didik memberikan jawaban sementara

 

 

 

12

Peserta didik membentuk dalam beberapa kelompok

 

 

 

13

Peserta didik menerima LKPD yang diberikan guru

 

 

 

14

Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan bimbingan dari

guru dalam melakukan pencarian informasi

 

 

 

15

Peserta didik bertanya dimana yang belum di mengerti

 

 

 


 

 

 

16

Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya

 

 

 

17

Kelompok yang lain memberi tanggapan.

 

 

 

 

Penutup

 

 

 

 

18

Menjawab soal siklus 1 yang di bagikan oleh guru, dan

mengumpulkan tugas siklus 1

 

 

 

19

Menyimpulkan materi pembelajaran tentang pelajaran yang

telah mereka lakukan.

 

 

 

20

Peserta didik menjawab dengan senang

 

 

 

21

Peserta didik mendengar pesan moral yang di sampaikan guru.

 

 

 

22

Membaca do’a penutup

 

 

 

Jumlah

60

Persentase

68,18 %

 

 

Sumber: Hasil Penelitian di kelas II MI.Tarbiyatul Islamiyah Gabus

 

 

P = F x 100 %     60  x 100 % = 68,18 %

N                   88

Aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 1 adalah 60 dengan kategori cukup. Hal ini berarti bahwa tingkat aktivitas peserta didik masih kurang. Hal ini disebabkan karena tidak fokus mendengarkan penjelasan dari guru, kurang peduli terhadap intruksi dari guru sehingga mengerjakan LKPD dan mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka kurang terarah, hal itu disebabkan kurangnya peserta didik dalam bertanya terhadap materi yang diajarkan. Banyak peserta didik yang tidak kerja sama satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan revisi dan perbaikan-perbaikan terhadap penerapan metode discovery learning untuk siklus selanjutnya.


 

 

Adapun aspek yang dapat dilihat pada aktivitas belajar peserta didik secara keseluruhan memperoleh nilai dengan kategori cukup berdasarkan pengamatan dari oservasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik dalam belajar sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan. Kemudian setelah proses pembelajaran guru memberikan soal tes dengan jumlah 10 soal bentuk multiple choice dan diikuti oleh 28 peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik. Adapun KKM yang ditetapkan di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus pada mapel fikih adalah 75.

Hasil belajar peserta didik pada siklus 1 pada bab shalat berjama’ah sub bab pengertian, dalil, imam dan makmum, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.3 Daftar Nilai Tes Pada Siklus 1

 

No

Kode Peserta didik

Rentang Nilai

Keterangan

1

M1

60

Tidak Tuntas

2

M2

90

Tuntas

3

M3

80

Tuntas

4

M4

90

Tuntas

5

M5

90

Tuntas

6

M6

80

Tuntas

7

M7

60

Tidak Tuntas

8

M8

60

Tidak Tuntas

9

M9

80

Tuntas

10

M10

60

Tidak Tuntas

11

M11

90

Tuntas

12

M12

60

Tidak Tuntas


 

 

 

13

M13

70

Tidak Tuntas

14

M14

60

Tidak Tuntas

15

M15

80

Tuntas

16

M16

80

Tuntas

17

M17

60

Tidak Tuntas

18

M18

70

Tidak Tuntas

19

M19

90

Tuntas

20

M20

60

Tidak Tuntas

21

M21

80

Tuntas

22

M22

70

Tidak Tuntas

23

M23

80

Tuntas

24

M24

60

Tidak Tuntas

25

M25

80

Tuntas

26

M26

80

Tuntas

27

M27

80

Tuntas

28

M28

90

Tuntas

 

 

Sumber: Hasil Penelitian di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus

 

P = F x 100 % N

 

Keterangan:

 

P = Angka Persentase

F = Jumlah hasil peserta didik tiap aspek yang muncul N = Jumlah Seluruh Peserta didik.


 

 

P = 16   x 100 %     = 57 % 28

 

P = 12   x 100 %     = 43 % 28

 

Berdasarkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan metode discovery learning pada pembelajaran fikih untuk siklus 1 seperti yang disebutkan diatas, menunjukkan jumlah peserta didik yang mencapai keberhasilan belajar individual sebanyak 16 peserta didik atau 57 %, sedangkan 12 peserta didik atau 43 % belum mencapai ketuntasan belajar.

d.         Refleksi

 

Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat kembali semua kegiatan dan hasil belajar pada tiap siklus untuk menyempurnakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 ada beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu:

Tabel 1.4 Refleksi dari Siklus 1 ke Siklus 1I

 

No

Temuan

Rencana Perbaikan

1.

Aktivitas peserta didik pada siklus

1    masih    memiliki    kekurangan

Guru melakukan rencana perbaikan seperti:


 

 

 

 

diantaranya adalah:

a.    peserta didik belum bisa menjawabpertanyaan dari guru

b.      Peserta didik        belum bisa sepenuhnya mengikuti arahan guru.

c.       Tidak           semua

peserta didik memperhatikan pelajaran

d.      Peserta didik kurang aktif bertanya

e.       Kegiatan diskusi kurang hidup

f.        Peserta didik enggan untuk maju kedepan presentasi

a.       Guru memberikan pertanyaan yang lebih mudah .

b.      Arahan        yang        diberikan sekaligus pengawasan

c.       Guru mendatangi peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran

d.      Guru merangsang/memberikan stimulus untuk memunculkan keaktifan peserta didik bertanya

e.       Memberikan reward dan stimulus/rangsangan pada peserta didik

f.        Memberikan reward dan stimulus/rangsangan pada peserta didik

2.

Kemampuan guru pada siklus 1 masih memiliki kekurangan diantaranya adalah:

a.       Apresiasi guru masih kurang.

 

 

 

 

b.       Kurang            memberikan

motivasi                   diawal pembelajaran.

c.       Cara    penjelasan    metode

discovery learning masih

Pada      kemampuan       guru       perlu dilakukan perbaikan seperti:

 

 

a.       Belajar untuk mampu mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

b.      Menyiapkan           pesan-pesan motivasi yang akan disampaikan kepada peserta didik.

c.       menguatkan kembali metode


 

 

 

 

kurang.

discovery learning.

3.

Masih banyak peserta didik yang belum mencapai KKM dan belum mencapai nilai ketuntasan secara

klasikal.

Membuat soal tes yang sesuai dengan yang dibelajarkan agar memudahkan peserta didik untuk menemukan jawaban.

 

Pada siklus ke II guru akan menyampaikan pembelajaran semaksimal mungkin. Apabila siklus kedua tidak berhasil, maka akan dilanjutkan dengan siklus 1II, namun apabila siklus 1I berhasil, maka tidak dilanjutkan ke siklus 1II.

Tabel 2.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus 1I

No

Aspek yang dinilai

Nilai

1

2

3

4

 

Pendahuluan

 

1

Guru memberi salam dan mengecek kesiapan diri peserta didik

dengan mengisi lembar kehadiran

 

 

 

2

Guru mengawali pembelajaran dengan membaca doa

 

 

 

3

Apersepsi

Guru memberikan apersepsi dikaitkan dengan kejadian yang sering terjadi ketika melakukan shalat berjama’ah dan bertanya terkait kebiasaan anak dalam melakukan shalat berjama’ah

 

 

 

4

Guru memberikan motivasi kepada peserta didik

 

 

 

5

Menyampaikan tujuan pembelajaran

 

 

 

 

Kegiatan inti

 

 

 

 

6

Guru mengkondisikan agar peserta didik siap mengikuti proses

pembelajaran (stimulasi)

 

 

 


 

 

 

7

Guru menjelaskan cara belajar dengan model discovery

based learning (stimulasi)

 

 

 

8

Guru menunjukkan beberapa gambar orang sedang

melakukan shalat berjama’ah dan menyuruh peserta didik untuk mengamati gambar tersebut (stimulasi)

 

 

 

9

Guru meminta peserta didik untuk menjelaskan gambaryang di tunjukkan guru tersebut termasuk makmum apa

(stimulasi)

 

 

 

10

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanya kepada guru hal-hal yang belum di pahami terkait penjelasanawal berkaitan dengan makmum muwafiq dan

makmum masbuk (stimulasi)

 

 

 

 

 

11

Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 3 kelompok

 

 

 

12

Guru membagikan LKPD kepada tiap-tiap kelompok yang

telah disediakan

 

 

 

13

Tiap-tiap kelompok mendapatkan tugas mencari informasi berkaitan dengan salat jama’ah (dengan sub bab ketentuan- ketentuan seorang makmum muwafiq (untuk kelompok 1), ketentuan-ketentuan seorang makmum masbuk (untuk kelompok 2) dan cara berganti imam shalat jama’ah (untuk kelompok 3)) melalui buku dan didukung dengan informasi yang didapat dari internet. Masing– masing kelompok mendiskusikan tugas diskusi yang telah ditemukan

 

 

 

14

Membimbing peserta didik saat melakukan pencarian informasi terkait tugas yang diberikan

 

 

 

15

Guru memberikan kesempatan   untuk   bertanya   tentang

diskusi kelompok. (Plobem statemen)

 

 

 

16

Menugaskan perwakilan kelompok untuk melaporkan hasil

diskusi

 

 

 

17

Kelompok yang lain memberi tanggapan

Guru memberi penguatan terhadap materi dan temuan

 

 

 


 

 

 

 

kelompok (menarik kesimpulan)

 

 

 

 

 

PENUTUP

 

 

 

 

18

Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas

 

 

 

19

Guru dan peserta didik bersama- sama membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah mereka lakukan

(generalization)

 

 

 

20

Guru memberikan penguatan dan refleksi tentang materi shalat berjama’ah dengan sub bab makmum muwafiq,

makmum masbuk dan cara berganti imam shalat jama’ah

 

 

 

21

Guru memberikan pesan-pesan moral terkait materi

 

 

 

22

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah

 

dan mengucapkan salam

 

 

 

Jumlah

83

Persentase

94 %

 

 

Sumber: Hasil Penelitian di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus

 

P = F x 100 %     83  x 100 % = 94 %

N                   88

Berdasar data observasi yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas guru, jumlah skor diperoleh 83. Dengan demikian nilai rata-rata adalah hasil observasi pada tabel 2.1 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui model discovery learning mata pelajaran Fikih kelas II materi shalat berjama’ah sub materi makmum muwafiq, makmum masbuk dan cara berganti imam shalat jama’ah yaitu memperoleh skor 83 dengan katagori sangat baik, akan tetapi masih terdapat beberapa aktivitas yang masih harus dimaksimalkan diantaranya pada


kegiatan menjelaskan cara belajar dengan model discovery based learning dan menarik kesimpulan secara bersama-sama bernilai 3.

Tabel 2 . 2 Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik dalam Mengikuti Pembelajaran Siklus

No

Aspek yang dinilai

Nilai

1

2

3

4

 

Pendahuluan

 

1

Peserta didik menjawab salam dan duduk dengan tertib dan rapi

 

 

 

2

Peserta didik berdo’a besama

 

 

 

3

Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru terkait kebiasaan anak dalam melaksanakan shalat berjama’ah

 

 

 

4

Peserta didik mendengarkan motivasi yang sedang diberikan guru.

 

 

 

5

Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran yang dijelaskan guru

 

 

 

 

Kegiatan Inti

 

6

Peserta didik mengikuti sesuai dengan arahan guru.

 

 

 

7

Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan belajar dengan

menerapkan model discovery based learning

 

 

 

8

Peserta didik mengamati gambar dan mendengarka penjelasan dari guru.

 

 

 

9

Peserta didik bertanya jika ada yang belum mereka pahami

 

 

 

10

Peserta didik menjawab dari soal permasalahan yang di tanya guru

 

 

 

11

Peserta didik memberikan jawaban sementara

 

 

 

12

Peserta didik membentuk dalam beberapa kelompok

 

 

 

13

Peserta didik menerima LKPD yang diberikan guru

 

 

 

14

Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan bimbingan dari guru dalam melakukan pencarian informasi

 

 

 


 

 

 

15

Peserta didik bertanya dimana yang belum di mengerti

 

 

 

16

Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya

 

 

 

17

Kelompok yang lain memberi tanggapan.

 

 

 

 

Penutup

 

 

 

 

18

Menjawab soal siklus 2 yang di bagikan oleh guru, dan

mengumpulkan tugas siklus 2

 

 

 

19

Menyimpulkan materi pembelajaran tentang pelajaran yang

telah mereka lakukan.

 

 

 

20

Peserta didik menjawab dengan senang

 

 

 

21

Peserta didik mendengar pesan moral yang di sampaikan guru.

 

 

 

22

Membaca do’a penutup

 

 

 

Jumlah

81

Persentase

92 %

 

 

Sumber: Hasil Penelitian di kelas II MI.Tarbiyatul Islamiyah Gabus

P = F x 100 %     81 x 100 % = 92 % N                      88

Aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 2 adalah 81 dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti bahwa tingkat aktivitas peserta didik sudah sangat baik tapi masih ada beberapa item yang perlu dimaksimalkan, diantaranya pada keberanian peserta didik dalam bertanya dan memberi tanggapan pada kelompok lain pada saat presentasi hasil diskusi kelompok. Hal ini disebabkan kurang percaya dirinya peserta didik dalam berkomunikasi didepan umum.

Adapun aspek yang dapat dilihat pada aktivitas belajar peserta didik secara keseluruhan memperoleh nilai dengan kategori sangat baik berdasarkan


 

 

pengamatan darioservasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik dalam belajar sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan. Kemudian setelah proses pembelajaran guru memberikan soal tes dengan jumlah 10 soal bentuk multiple choice dan diikuti oleh 28 peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik. Adapun KKM yang ditetapkan di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus pada mapel fikih adalah 75.

Hasil belajar peserta didik pada siklus 2 pada bab shalat berjama’ah sub bab makmum muwafiq, makmum masbuk dan cara berganti imam jama’ah shalat, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3. Daftar Nilai Tes Pada Siklus 2

 

No

Kode Peserta didik

Nilai

Keterangan

1

M1

80

Tuntas

2

M2

90

Tuntas

3

M3

80

Tuntas

4

M4

100

Tuntas

5

M5

100

Tuntas

6

M6

80

Tuntas

7

M7

80

Tuntas

8

M8

80

Tuntas

9

M9

80

Tuntas

10

M10

80

Tuntas

11

M11

90

Tuntas

12

M12

80

Tuntas


 

 

 

13

M13

80

Tuntas

14

M14

80

Tuntas

15

M15

80

Tuntas

16

M16

80

Tuntas

17

M17

80

Tuntas

18

M18

80

Tuntas

19

M19

90

Tuntas

20

M20

80

Tuntas

21

M21

90

Tuntas

22

M22

80

Tuntas

23

M23

90

Tuntas

24

M24

80

Tuntas

25

M25

90

Tuntas

26

M26

90

Tuntas

27

M27

80

Tuntas

28

M28

90

Tuntas

 

 

 

Sumber: Hasil Penelitian di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus

 

P = F x 100 % N

 

Keterangan:

 

P = Angka Persentase

F = Jumlah hasil peserta didik tiap aspek yang muncul N = Jumlah Seluruh Peserta didik.


 

 

 

 

P = 28   x 100 %     = 100 % 28

 

Berdasarkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan metode discovery learning pada pembelajaran fikih bab shalat berjama’ah untuk siklus 2 seperti yang disebutkan diatas, menunjukkan jumlah peserta didik yang mencapai keberhasilan belajar individual sebanyak 28 peserta didik atau 100 %. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik melalui penerapan model discovery based learning sudah mencapai ketuntasan belajar

a. Refleksi

 

Selama kegiatan pembelajaran, peserta didik semakin aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat kerja sama kelompok yang sudah baik dan pemahaman terhadap materi shalat berjama’ah sudah mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil pengamatan setelah dua siklus dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery based learning pada pelajaran fikih bab shalat berjama’ah sudah efektif. Kualitas pembelajaran dengan model discovery based learning sudah sangat baik. Tidak perlu ada perbaikan dari guru untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Akan tetapi lebih baik lagi jika guru selalu merefleksi diri untuk mempertahankan yang sudah dicapai dan selalu belajar agar bisa menjadi lebih baik lagi

B.   Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian

 

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini tidak hanya untuk melihat hasil pembelajaran Fikih saja, tetapi juga untuk memperhatikan aktivitas guru dalam mengelola dengan menggunakan model discovery learning dan mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.


 

 

1.    Text Box: Besarnya nilai persentaseAktivitas Guru

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari grafik di atas hasil penelitian yang telah diperoleh tentang aktivitas guru siklus 1 sampai kepada siklus 2 mengalami perubahan yang baik sekali. Guru tidak melewatkan semua langkah pembelajaran. Siklus 1 dapat dikategorikan cukup, nilai persentase (74%). Pada siklus 1I dapat dikategorikan baik sekali juga namun nilai pesentasenya yang lebih meningkat yaitu (94 %). Dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik selama proses belajar pada siklus 1 dan siklus 2 untuk masing-masing katagori adalah efektif, keadaan ini disebabkan oleh timbulnya motivasi serta rasa ingin tahu yang besar dalam diri peserta didik dengan diterapkan model discoverybased learning peserta didik menemukan sendiri hal-hal yang sedang di pelajari melalui pengamatan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ahmad Rohani bahwa peserta didik yang aktif adalah peserta didik yang aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja dan


 

 

ia tidak hanya duduk dan mendengar.15

 

Jadi dapat kita simpulkan bahwa proses belajar itu peserta didik juga dituntut untuk aktif dalam gerakan-gerakan yang akan membantu perkembangan otak anak dalam menerima pembelajaran yang diberikan guru. Meskipun pada siklus 1 belum memenuhi kriteria yang ideal serta aktivitas belajar yang kurang relevan, seperti kurang termotivasi dan ada beberapa peserta didik yang mengabaikan kerja kelompok serta kurang bersikap aktif. Keadaan seperti ini disebabkan oleh peserta didik yang belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan guru.

2.  Text Box: Besarnya nilai prosentaseAktifitas Siswa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


15 Ahmad Rohani, Pengelola Pembelajaran, (Jakarta: PT.Reneka Cipta, 2004), h. 19


 

 

 

 

 

 

 

Dari grafik di atas, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa disetiap siklusnya. Hal ini terlihat jelas dari hasil yang diperoleh siswa pada siklus IIyang mengalami peningkatan. Untuk siklus I dapat dikategorikan cukup dengan nilai persentase (68 %). Pada siklus II dapat dikategorikan baik sekali, nilai persentase (92 %). Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode discovery learning, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa. Sementara itu pada siklus II aktivitas siswa sudah mulai meningkat, maka dapat di simpulkan aktivitas siswa pada siklus I belum memperoleh hasil yang memuaskan dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus II peneliti baru memperoleh keberhasilan karena sudah sesuai dengan perencanaan pembelajaran.

Dalam memperoleh hasil analisis kemampuan guru dan aktivitas siswa, penulis mengumpulkan lembaran observasi yang diamati guru mapel dan satu orang guru (waka kurikulum) sebagai pihak yang mengamati kegiatan pembelajaran (kegiatan guru dan siswa) selain pengamatan dari peneliti itu sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya upaya- upaya perbaikan yang dilakukan guru dalam penggunaan model discovery learning pada mapel fikih bab shalat berjama’ah di MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus.


 

 

 

 

 

 

 

 

3.      Text Box: Besarnya nilai prosentaseHasil Belajar Siswa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari grafik di atas, hasil belajar siswa pada mapel fikih bab shalat berjama’ah penulis melakukan tes. Tes yang diberikan yaitu sebanyak dua kali diantaranya tes pada siklus I dan tes pada siklus II. Setiap siklus mengalami peningkatan hasil. Setelah pembelajaran dengan menggunakan model discovery based learning pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu 16 siswa dengan persentase 57 %, sedangkan yang masih dibawah KKM yaitu sebanyak 12 siswa dengan persentase 43 %. Sedangkan siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu 28 siswa dengan persentase 100 %. Jadi bisa dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan model discovery based learning mengalami peningkatan yang signifikan dan sukses.


 

 

 

 

 

 

BAB V PENUTUP

 

 

A.  Kesimpulan

 

1.    Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada mapel fikih bab shalat berjama’ah dengan penerapan model discovery based learning sudah dikatakan berhasil, dikarenakan dalam aktifitas guru pada siklus I sebesar 74% dengan kategori baik dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 94 % dengan kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kedua siklus diatas.

2.    Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mapel fikih bab shalat berjama’ah dengan penerapan model discovery based learning sudah dikatakan berhasil, dikarenakan aktivitas siswa pada siklus I hanya 68% dengan kategori cukup dan pada siklus II menjadi 92% dengan kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil tes belajar siswa pada siklus kedua.

3.    Hasil tes belajar siswa secara klasikal pada mapel fikih bab shalat berjama’ah dengan penerapan model discovery based learning sudah dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pada siklus I belum mencapai ketuntasan secara klasikal, karena pada siklus ini rata-rata hasil tes belajar siswa hanya 57% dan pada siklus II sudah mencapai ketuntasan 100%.


49

 

 

 

 

B.   Saran

 

1.    Pembelajaran dengan menerapkan model discovery based learning dapat membawa dampak positif terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas mengajar, guru diharapkan dapat menerapkan model discovery based learning dalam pembelajaran yang lain sebagai upayameningkatkan mutu kualitas pendidik khususnya pelajaran fikih

2.    Guru dapat menerapkan model lain selain model discovery based learning agar bisa bervariasi sehingga tidak monoton dan anak tidak cepat bosan tentunya disesuai dengan materi yang di ajarkan.


 

 

Gamal Thabroni, “Model Pembelajaran Discovery Learning: Pembahasan Lengkap,”

 

artikel diakses pada 25-Januari-2020 dari https://serupa.id/discovery-learning/

 

Em Zul Fajri dan Ratu Aprillia Senja, (2014), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,

 

Jakarta: DifaPublisher

 

Sardiman A.M, (2001), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses tanggal 14 Desember 2017,pukul: 20. 40 WIB.

Direktorat pendidikan dan pembelajaran, artikel diakses Jumat, 28 Juni 2019 dari https://unida.ac.id/pembelajaran/

Keputusan Menteri Agama RI

 

Emzir.2010.Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mashuri, FIKIH (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, 2020)

 

Kunandar,   Langkah   Mudah   Penelitian   Tindakan   Kelas    sebagai    Pengembang ProfesiGuru

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sosialisasi PTK


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

50


 


 

Previous
Next Post »
Comments


EmoticonEmoticon