ABSTRAKSI
Judul: “Upaya Meningkatkan Minat dan
Keaktifan Belajar Peserta Didik melalui Model Discovery
Based Learning pada Pembelajaran Fikih materi shalat
berjama’ah di Kelas II MI Tarbiyatul Islamiyah
Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten
Pati Provinsi Jawa Tengah”.
Kata kunci : Model Discovery Based Learning, Minat, Keaktifan, Pembelajaran fikih Penggunaan Model Discovery Based
Learning diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga
tidak terjadi kejenuhan, dengan demikian siswa akan terlibat baik secara fisik, emosional
dan intelektual sehingga diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fikih materi shalat jama’ah di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah
Tanjunganom Gabus. Permasalahan yang
ingin dikaji dalam penelitian ini adalah : seberapa besar penggunaan model discovery based learning mampu meningkatkan minat dan keaktifan
siswa
Sedangkan tujuan dari penelitian ini
adalah: melalui model discovery based learning diharapkan mampu meningkatkan minat dan keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa
menjadi lebih bersemangat dalam belajar dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri
dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi,
dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas II semester I,
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pembelajaran dengan model discovery based
learning dapat berpengaruh positif terhadap minat dan keaktifan peserta didik kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus, serta model
pembelajaran ini bisa digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran fikih.
MOTTO HIDUP
“
KESUKSESAN BERAWAL DARI KESUNGGUHAN DALAM
MEWUJUDKAN DAN TAK ADA KATA MENYERAH UNTUK MENGGAPAINYA ”
I
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Rabbil Alamin,
Sujud syukur kepada Allah SWT, yang Maha Esa, Dzat yang
Maha Agung dan MahaPengasih lagi Maha
Penyayang, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang
menjadi tauladan bagi semua insan disetiap
segi kehidupan, terlebih dalam bidang hukum islam dan semoga kelak kita diakui menjadi umat beliau dan mendapat
syafa’at beliau dihari kiamat. Aamiiin.
Dengan segenap
rasa cinta dan kasih, ku persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang terkasih . . .
1. Orang tua tercinta yang selalu mendo`akan kita semua
2.
Kepala MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom yang selalu memberi
arahan dan bimbingan
3. Teman-teman guru dan kariawan
MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom
4. Suami dan anak-anak tercinta yang selalu
men dukun g, memotivasi dan menjadi tujuan hidup bersama
Tanjunganom, November
2020
Penulis
II
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat
Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas penyusunan laporan
penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan judul “upaya meningkatkan minat dan keaktifan belajar
peserta didik melalui model discovery based
learning pada pembelajatan fikih materi shalat berjama’ah (PTK dikelas
II MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten Pati)”.
Penelitian tindakan kelas ini kami susun untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan pembelajaran. Dalam penyusunan laporan penelitian tindakankelas ini penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada semua pihakyang telah banyak membantu sehingga
penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan
laporan penelitian tindakan kelas ini jauhdari
sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
III
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ |
|
HALAMAN
PENGESAHAN.......................................................................... |
I |
ABSTRAK ....................................................................................................... |
II |
MOTTO ........................................................................................................... |
III |
PERSEMBAHAN ........................................................................................... |
IV |
KATA PENGANTAR ..................................................................................... |
V |
DAFTAR ISI ................................................................................................... |
VI |
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... |
1 |
A. Latar Belakang .............................................................................. |
1 |
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... |
2 |
C. Rumusan Masalah ........................................................................ |
2 |
D. Tujuan
Penelitian .................................................................... |
3 |
E. Manfaat
Penelitian .................................................................... |
3 |
BAB II KAJIAN PUSTAKA
... .................................................................... |
4 |
A. Kajian
Pustaka .................................................................... |
4 |
B. Kerangka Berfikir .................................................................... |
13 |
C. Hipotesis Tindakan .................................................................... |
14 |
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN ................................................... |
15 |
A. Subjek Penelitian ........................................................................ |
15 |
B. Tempat dan Waktu
Penelitian .................................................... |
15 |
C. Langkah/Prosedur Penelitian ...................................................... |
15 |
D. Jenis dan Sumber Data
................................................................ |
15 |
E. Rancangan Penelitian .................................................................. |
16 |
F. Jadwal Penelitian ......................................................................... |
19 |
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... |
19 |
H. Analisis Data ............................................................................... |
21 |
VI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
VII
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Tujuan
utama dalam pendidikan yaitu membentuk peserta
didik yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian
agar dapat membangun diri sendiri dan
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, salah
satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah
tsanawiyah adalah mata pelajaran
Fiqih. Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik
dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya
untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam.
Dalam
proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah dari faktor model
pembelajaran yang diterapkan. Model pembelajaran merupakan
seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek yang dipersiapkan guru baik sebelum, sedang dan
sesudah pembelajaran. Dan model pembelajaran ini sangat penting
dikuasai guru dan guru harus selalu
belajar dalam mengembangkan model pembelajaran yang mereka lakukan.
Namun
pada prakteknya sering para guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu model pembelajaran yang terpusat pada guru diantaranya dengan menggunakan model ceramah. Sehingga proses belajar anak hanya sekedar
merekam informasi saja. Hal demikian mengakibatkan anak menjadi kurang kreatif di dalam mengemukakan ide-ide pemecahan masalah yang
efeknya akan dibawa anak dalam kehidupan masyarakat.
Model
pembelajaran konvensional yang terkenal monoton
ini menjadi penyebab
rendahnya minat belajar
peserta didik. Minat belajar
1
yang rendah menjadi penyebab tidak optimalnya prestasi
belajar yang dicapai peserta
didik. Upaya meningkatkan prestasi
belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan minat belajar peserta didik. Minat belajar dapat ditingkatkan melalui
model pembelajaran discovery
based learning yang menekankan peran aktif peserta
didik dalam menemukan
informasi yang bisa mengembangkan kemampuan
berfikir peserta didik. Dengan begitu, maka pemikiran peserta didik akan lebih berkembang karena mereka ikut aktif
di dalam berfikir, tidak pasif dengan hanya
menerima informasi dari guru.
Dengan diterapkannya model discovery
based learning, maka besar harapan peneliti
agar minat dan keaktifan peserta
didik dalam belajar
dapat meningkat sehingga nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Walaupun model ini belum
bisa berjalan dengan baik karena terpengaruh oleh kondisi
lingkungan pembelajaran ataupun
lainnya.
Latar belakang masalah di atas
mendorong penulis untuk mengkaji lebih
lanjut dan mengadakan penelitian tentang : “Upaya Meningkatkan Minat dan Keaktifan
Belajar Peserta Didik melalui Model Discovery Based Learning pada Pembelajaran Fikih
Materi Shalat Berjama’ah (PTK di
Kelas II MI.
Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten Pati
Provinsi Jawa Tengah)”.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
Kurangnya
minat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran fikih
materi Shalat berjama’ah kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah
Tanjunganom Gabus Tahun
Pembelajaran 2020-2021
2.
Perlu
adanya pembaharuan dalam penggunaan model yang digunakan guru, agar minat belajar peserta
didik meningkat sehingga
menumbuhkan semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
C.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut
maka peneliti membuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
meningkatkan minat dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran fikih materi shalat berjama’ah melalui model
discovery based learning
?
D.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.
Melalui model discovery based learning diharapkan mampu meningkatkan minat dan keaktifan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi lebih bersemangat dan aktif dalam
belajar dan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
E.
MANFAAT PENELITIAN
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
a.
Manfaat Teoritis
ü Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji model discovery based learning guna meningkatkan minat dan
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Fiqih. Dengan demikian
temuan penelitian ini akan memperkaya khasanah pengetahuan di
bidang model pembelajaran.
b. Manfaat Praktis
ü
Bagi Peserta didik
Dari penelitian ini peserta didik memperoleh pengalaman
belajar yang lebih bermakna,
sehingga peserta didik menjadi lebih berminat, bersemangat dalam belajar fikih.
ü
Bagi Guru
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi informasi
serta sebuah masukan
yang sangat berharga
bagi para guru dalam melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran diantaranya dengan penerapan model pembelajaran discofery based learning.
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A.
Kajian Pustaka
1.
Kajian Tentang
Model Discovery based learning
a. Pengertian Model Discovery based learning
Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta
didik untuk menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran.
Penjelasan tersebut senada dengan pendapat Hanafiah (2012,
hlm.77) yang menyatakan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.1
b. Tahapan - tahapan dari penerapan Model Discovery based learning
Berikut adalah langkah persiapan model discovery learning secara umum yang dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
a)
Menentukan tujuan pembelajaran.
Pada tahap ini guru menentukan terlebih dahulu tujuan dari
pembelajaran discovery yang akan dilakukan agar proses pembelajaran dapat
memenuhi hasil belajar yang telah ditentukan. Misalkan
merumuskan masalah- masalah
yang terdapat dalam kelas dan menentukan
target dari proses belajar-mengajar dengan model
discovery learning.
b)
Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik.
Pada tahap ini guru mengidentifikasi setiap karakter
peserta didik yang ada di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah
tersebut. Karakteristik yang
1
Gamal Thabroni, “Model Pembelajaran Discovery
Learning: Pembahasan Lengkap,” artikel diakses pada
25-Januari-2020 dari https://serupa.id/discovery-learning/
4
berbeda dari setiap peserta didik perlu diidentifikasi agar
dapat disesuaikan dengan bahan ajar
dan model discovery learning seperti
apa yang harus diterapkan pada
peserta didik MI.
Tarbiyatul Islamiyah tersebut. Sebab tidak
semua peserta didik MI. Tarbiyatul Islamiyah memiliki karakter, kemauan, tingkat
kognitif, dan tingkat kecerdasan yang sama.
c)
Memilih materi pelajaran.
Pada tahap ini guru membuat bahan dan materi ajar yang akan
diberikan dengan menyesuaikan materi dengan model discovery
learning serta karakteristik peserta didik MI. Tarbiyatul Islamiyah yang
berbeda. Selain itu, materi pelajaran pun harus mengacu pada
tujuan pembelajaran dari model discovery learning.
d)
Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara
induktif.
Pada tahap ini guru mencari tema dan topik pembelajaran
yang berkaitan dengan model discovery yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik MI. Tarbiyatul Islamiyah dengan menyusunnya secara induktif. Penyusunan topik yang harus dipelajari
peserta didik secara induktif ini dapat
diartikan bahwa topik atau tema pembelajaran harus disusun dari hal yang spesifik
atau khusus ke hal yang umum.
e)
Mengembangkan
bahan-bahan ajar berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.
Setelah menyusun topik-topik yang dapat dipelajari peserta
didik secara induktif, guru membuat serangkaian contoh, ilustrasi, tugas,
dan sebagainya yang berkaitan dengan topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan
guna membantu proses pembelajaran yang dilakukan para peserta didik MI. Tarbiyatul Islamiyah
f)
Mempersiapkan penilaian
proses dan hasil belajar peserta
didik. Pada tahap ini guru membuat suatu rancangan
penilaian proses dan hasil belajar peserta didik yang berkaitan
dengan topik yang diberikan serta model discovery based learning. Rancangan
ini bisa berbentuk
penilaian sikap
afektif sampai
pada tingkat kognitif.
1. Tujuan dari Metode Discovery Learning
Menurut
Bell, beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan
penemuan yakni sebagai berikut:
a.
Dalam menemukan
peserta didik memiliki
kesempatan untuk terlibat
aktif dalam pembelajaran.
b.
Melalui pembelajaran dengan penemuan, peserta
didik belajar menemukan
pola dalam situasi
konkret maupun abstrak,
juga peserta didik
banyak meramalkan informasi tambahan yang diberikan.
c.
Peserta
didik juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk
memperoleh informasi yang bermanfaat
dalam menentukan.
d.
Pelajaran dengan penemuan membantu
peserta didik membentuk cara kerja bersama
yang lebih efektif,
saling membagi informasi, serta mendegar danmenggunakan ide-ide orang
lain.
e.
Terdapat beberapa
fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan- keterampilan, konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang dipelajari melalui lebih bermakna.
f.
Discovery learning keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar
penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan
diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.2
Dengan demikian tujuan metode discovery
learning adalah untuk melatih peserta didik melakukan berbagai
macam aktivitas, yaitu pengamatan, penyelidikan, percobaan,
dan melakukan penemuan,
mengajukan pertanyaan dan
2 M. Hasan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21, (Bandung: Ghia Indonesia, 2014), h. 284
mencari jawaban atas pertanyaan sendiri. Sehingga hasil dari kegiatan
itu peserta didik
akan mendapatkanfakta-fakta
secara lengkap tentang obyek yang diamati.
2.
Kajian Tentang
Minat dan Keaktifan Peserta Didik
Menurut Djaali (2008: 121)
“minat adalah rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh”.
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat
bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi
dan berinteraksi, sedangkan
arti kata keaktifan
adalah kesibukan atau kegiatan.3
Keaktifan belajar peserta
didik merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan
proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan
yang bersifat fisik maupun
mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.4
Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas
peserta didik selama proses belajar
mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan peserta
didik untuk belajar.
Aktivitas peserta didik merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi
selama proses belajar mengajar.
Kegiatan-kegiatan yang dimaksud
adalah kegiatan yang mengarah
pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan peserta
didik lain, serta
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.5
3.
Kajian Tentang
Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan
baik.
3
Em Zul Fajri dan Ratu Aprillia
Senja, (2014), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Jakarta: DifaPublisher, hal. 36
4
Sardiman A.M, (2001), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, hal. 98
5
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/,
diakses tanggal
14 Desember 2017,pukul: 20. 40 WIB.
Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang
untuk mendukung beberapa
proses belajar yang bersifat internal.
Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih
lengkap dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar,
situasi eksternal harus dirancang
sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses
internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.6
4.
Kajian Pembelajaran Fiqih
Dilihat dari
sudut bahasa, fiqh berasal dari kata faqaha (فقه) yang berarti memahami dan mengerti. Dalam
peristilahan syar’i, ilmu fiqh dimaksudkan sebagai ilmu yang berbicara
tentang hukum- hukum syar’i amali
(praktis) yang penetapannya diupayakan melalui pemahaman
yang mendalam terhadap
dalil- dalilnya yang terperinci dalam nash
(Alqur’an dan hadis)7
5.
Kajian Shalat Jama’ah
Al-shalatul jama’ah bermakna pelaksanaan salat yang
melibatkan dua orang atau lebih
sebagai satu kesatuan, yang salah satunya berperan sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum. Paling sedikit
atau jumlah terkecil dalam pelaksanaan salat berjamaah
adalah dua orang, satu sebagai
imam dan lainnya
menjadi makmumnya.
Dasar hukum salat berjamaah
Firman Allah Swt :
˚م م ك
ه
˚ن م
ف´تً طا
˚م ˚لت´ق˚
ة´ صل´ى
˚م ا ل ه
ق´ ˚مت ا´
˚م ˚يه
˚نت ك
و ا¸ ذ´ ا
Artinya : “Dan apabila
kamu berada di tengah-tengah mereka
( sahabatmu ) lalu kamu
hendak mendirikan salat bersama-sama
mereka” (QS. An-Nisa:102)
Dalam hadis nabi Saw dijelaskan :
جتً
ين د ر
¸ر عش
˚ب ٍع و س
ا لف´ ’¸د ¸ب ة
´ل ص
ت´ ˚فضل عت
´ما ج
ص ´ل ة´ ا ˚ل
6 Direktorat pendidikan dan pembelajaran, artikel
diakses Jumat, 28 Juni 2019 dari
https://unida.ac.id/pembelajaran/
7 Keputusan Menteri Agama RI,
op, cit, hal 46
Artinya
: “Shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat ( kedudukannya di sisi Allah SWT ) dari pada shalat sendirian” (HR. semua Imam hadis kecuali An Nasa'i dan Abu Daud)8
6.
Kajian Hasil
Belajar
Hasil belajar merupakan
hasil yang diperoleh
oleh peserta didik setelah terjadinyaproses pembelajaran yang
ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh
guru setiap selesai memberikan materi pelajarn pada satu pokok bahasan. Atau bisa
disebut hasil belajar adalah nilai yang diperoleh oleh seorang peserta didik pada saat dia belajar. Hasil belajar
adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. 9
Berdasarkan ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan suatu penilaian
akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan
tidak akan hilang selama-lamanya. Karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu
ingin mencapai hasil yang baik bahkan lebih
baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebihbaik.
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua
faktor yakni faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor dari luar diri. Faktor
yang dimaksud adalah faktor
dalam diri peserta didik perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark pada Tahun 1981
bahwa hasil belajar peserta didik di
sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor dari luar diri peserta
didik yakni
8 Mashuri, FIKIH (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah,
2020), h. 93
9 Oemar Hamalik,
Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30
lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran.10
Tujuan Hasil
Belajar
Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai
dalam proses belajar
mengajar. Hasil belajar
merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada peserta didik yang mengikuti proses belajar
mengajar. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya
tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya. Hasil
belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dimaksutkan
untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan
apakah proses belajar mengajar telah
berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar. Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus
disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar
diukur untuk. mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar .
Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
a.
Faktor internal
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian
pula jika kesehatan
rohani kurang baik dapat mengganggu atau mengurangi semangat
belajar karena itu pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang
agar bersemangat dalam melaksanakan belajar.
2)
Intelegensi dan bakat
Seseorang yang memiliki
inteligensi baik umumnya mudah belajar dan
10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
PT. Remaja Rosdikarya, 2005), h. 39
hasilnyapun cenderung baik dan sebaliknya orang yang
mempunyai inteligensi rendah
cenderung mengalami kesulitan belajar. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Bila seseorang
mempunyai inteligensi tinggi dan bakatnya
ada dalam bidang yang dipelajari maka prosese belajarnya akan lancar dan sukses.
3)
Minat dan motivasi
Minat
dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap
pencapaian hasil belajar.
Minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan hasil belajar yang tinggi dan begitu juga sebaliknya. Kuat lemahnya motivasi
belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi
belajar perlu diusahakan terutama yang berasal
dari dalam diri dengan cara senantiasa
memikirkan masa depan yang penuh dengan tantangan dan harus dihadapi untuk
mancapai cita-cita.
4)
Cara belajar
Cara belajar seseorang
juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.
Teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaimana cara membaca, mencatat, dan sebagainya. Selain dari teknik-teknik
tersebut perlu juga diperhatikan
waktu belajar, tempat, fasilitas, penggunaan
media pengajaran dan
penyasuaian bahan pelajaran.
b. Faktor Eksternal
1.
Keluarga
Faktor orang tua sangat
besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak
dalam belajar. Disamping
itu faktor keadaan
rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar.
2. Sekolah
Keadaan
sekolah tempat belajar
turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode pengajarannya, kesesuaian kurikulum
dengan kemampuan anak dan sebagainya itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
3. Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar.
Bila disekitar lingkungan tempat
tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orangorang yang berpendidikan, terutama
anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya
baik hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
4. Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal juga
sangat penting dalam mempengaruhi hasil belajar
7.
Kerangka Berpikir
Pada proses pembelajaran pasti disitu diterapkan suatu model pembelajaran tentang bagaimana guru menyampaikan materi kepada peserta
didik. Minat dan daya keaktifan
peserta didik terhadap
pembelajaran juga dipengaruhi oleh bagaimana model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dan sudah pasti hal tersebut
juga akan mempengaruhi kompetensi hasil belajar
peserta didik di akhir pembelajaran.
Proses pembelajaran Fiqh di MTs. Tarbiyatul Islamiyah
Tanjunganom Gabus masih
menerapkan model konvensional, yaitu pembelajaran yang terpusat pada guru, guru menyampaikan materi dengan ceramah
dan peserta didik hanya
mendengarkan, kemudian setelah itu diberi soal yang berkaitan dengan materi
yang telah dijelaskan oleh guru tersebut. Model
tersebut berdampak pada kurangnya minat dan keaktifan
peserta didik dalam
proses pembelajaran, sehingga
para peserta didik pun juga mengalami kebosanan
dan kejenuhan di dalam belajar.
Selain itu kemampuan berfikir peserta didik juga
cenderung pasif, karena kurangnya latihan di dalam berfikir,
salah satunya pada aspek penemuan
informasi/pengetahuan.
Beberapa peserta didik juga masih ada yang kesulitan di
dalam memahami materi jika hanya
mengandalkan ceramah penjelasan dari guru saja. Agar peserta didik tidak lagi kesulitan di dalam memahami materi dan
agar pikiran peserta didik menjadi
terlatih maka peneliti
disini akan mengadakan sebuah penelitian tentang
penerapan model Discovery based learning dalam proses pembelajaran,
khususnya pada mata pelajaran Fiqh. Dengan harapan
nanti kedepannya akan terjadi peningkatan minat dan keaktifan peserta didik dalam belajar,
sehingga mampu mempengaruhi hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqh di MI. Tarbiyatul Islamiyah
Tanjunganom Gabus.
8.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir sebagaimana
telah diuraikan di atas maka berikut ini dapat dijadikan
hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut: “
Jika penerapan model pembelajaran discovery based learning dapat berjalan dengan efektif dan efesien maka
minat dan keaktifan peserta didik dalam
belajar akan meningkat sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar
peserta didik dalam
pembelajaran Fiqih.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam hal ini adalah peserta
didik Kelas II MI Tarbiyatul Islamiyah
Tanjunganom Gabus Tahun Ajaran 2020-2021.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI. Tarbiyatul Islamiyah yang
beralamat di Jl. Pondok-Tanjunganom Rt. 02 Rw. 01 Kelurahan
Tanjunganom Kecamatan Gabus
Kabupaten Pati Waktu penelitian berlangsung tanggal 25 Oktober s/d 12
November 2020.
C. Langkah/Prosedur
Penelitian
Langkah-langkah untuk membuat
PTK ini adalah :
a) Perencanaan
b) Pelaksanaan
c) Pengamatan/observasi
d) Refleksi.
D. Jenis dan Sumber
Data
Data dan sumber
data dibagi menjadi
dua yaitu, data primer dan data sekunder
1. Data primer
adalah data yang langsung diperoleh
dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.
Lokasi : MI Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus
Objek Penelitian :
Peserta didik Kelas II MI dengan jumlah 28 peserta didik
Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang
kita butuhkan. Adapun yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah kepala madrasah
dan kurikulum yang dfikihkai, serta data - data daftar nama peserta didik, jumlahpeserta didik, serta keadaan dan fasilitas
di MI.
Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus.
E.
Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk
penelitian tindakan. Oleh karenanya,
rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan. Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal
yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih
baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai.
Pada tahap ini, data hasil pengamatan yang dapat dianalisis
bersama dengan observer sehingga
diketahui kekurangan yang ada pada siklus 1.
Hasil analisis tersebut dijadikan acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus 1I.
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas tergambar
seperti dibawah ini:
1)
Siklus 1
a. Rencana Tindakan
I
Hasil yang didapati dari kegiatan perencanaan meliputi :
Ø
Menyusun RPP
mengikuti alur
model
Discovery based
learning
Ø Menyiapkan bahan-bahan pendukung pembelajaran
Ø Membaca teori-teori tentang
model Discovery based learning untuk dapat dilaksanakan dengan benar di lapangan
Ø Membuat soal-soal penilaian
Ø Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
membantu prosespembelajaran
Ø Membaca dengan baik pedoman-pedoman yang diberikan oleh departemen pendidikan dalam
menyusun perencanaan agar mampu melakukan pembelajaran sesuai harapan
Ø
Menyusun materi
pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
I dan Observasi
Ø
Membawa persiapan ke kelas
Ø Memulai pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran pendahuluan yakni, memberi salam, berdoa, membaca
surah yasin, pembacaan tujuan pembelajaran, melakukan apresiasi
Ø Melakukan pembelajaran inti dengan cara 5M (mengamati, menanya,
mengeksplor, mengasosiasi, mengkomunikasikan)
Ø
Melakukan pembelajaran penutup
Ø Melakukan penilaian
terhadap model Discovery based learning
c. Tahap Refleksi
· Menganalisis data-data yang diperoleh pada tahap tindakan dan obeservasi
· Mengamati kesimpulan tentang
kelebihan dan kelemahan
penggunaan model pembelajaran discovery based learning pada materi shalat berjama’ah sebagai
acuan/desain untuk menyusun siklus selanjutnya.
2) Siklus 1I
a.
Tahap Perencanaan
Ø Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 dan belum
teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah
Ø Menentukan indikator pencapaian hasil belajar
Ø Pengembangan program
tindakan II
b.
Tindakan II
ü Melakukan apresiasi pada pelajaran yang sudah dibahasdipertemuan lalu
ü Peserta didik yang
diperkenalkan dengan materi yang dibahas dantujuan
yang ingin dicapai
dalam pembelajaran
ü Peserta didik mengamati
video yang ditayangkan terkait dengan materi pembelajaran
ü Peserta didik menjabarkan pendapatnya terhadap analisis
video yang ditayangkan
ü
Presentasi hasil diskusi
ü Peserta didik menyelesaikan tugas pada lembar
kerja peserta didik
c. Pengamatan (observasi)
· Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan
dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan langsung
· Menilai hasil tindakan
sesuai dengan format yang sudah dikembangkan
d. Refleksi
· Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 1I berdasarkandata yang terkumpul
·
Membahas hasil
evaluasi tentang scenario
pembelajaran pada siklus 1I
· Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil
evaluasi untuk digunakan pada siklus 1I
· Evaluasi tindakan
II
F.
Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No |
Kegiatan |
25-10-2020 |
09-11-2020 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
Penyusunan laporan dan perencanaan tindakan
I |
V |
|
2 |
Pelaksanaan tindakan I |
V |
|
3 |
Pengamatan
pengumpulan data I |
V |
|
4 |
Refleksi |
V |
|
5 |
Perencanaan tindakan II |
|
V |
6 |
Pelaksanaan tindakan II |
|
V |
7 |
Pengamatan
pengumpulan data II |
|
V |
8 |
Refleksi II |
|
V |
9 |
Penulisan
laporan/perjilidan |
10 s//d 21 November 2020 |
G.
Teknik Pengumpulan Data
Merupakan cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Disini peneliti
menggunakan beberapa teknik
dalam pengumpulan data diantaranya :
1.
Observasi
Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai
perhatian yang terfokus
terhadap kejadian, gejala,
atau sesuatu. Adapun observasi
ilmiah adalah perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor- faktor penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.11
11
Emzir.2010.Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas
pembelajaran secara langsung pada
proses pembelajaran dengan penerapan model Discovery
based learning pada
materi shalat berjama’ah mata pelajaran Fiqh di
MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian,
r i w a y a t p r
i b a d i y a n g d i l a k u k a n s e c a r a t e r u s - m e n e r u s dan lain-lain. Dokumen
yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa,dan
lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya tulis, dan
lain-lain.
Dokumentasi digunakan peneliti
untuk memperoleh data tentang nama-nama
peserta didik, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar penilaian materi shalat berjama’ah pada mata pelajaran Fiqh. Serta peneliti juga
menggunakan dokumentasi untuk memperoleh data berupa foto-foto kegiatan pada saat
pembelajaran berlangsung.
3.
Tes
Tes merupakan suatu pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang trait/atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai
jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Tes merupakan instrumen
penelitian untuk mengukur
perilaku atau kinerja
seseorang/subyek penelitian. Tes yang dilakukan
adalah untuk memperoleh data tentang kesulitan
peserta didik dalam memahami materi shalat
berjama’ah. Tes bertujuan untuk mengukur
hasil belajar peserta
didik, dalam bentuk nilai atau skor, dan dilaksanakan setelah
selesai
materi diberikan.
H.
Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data
yaitu peneliti memberikan uraian
mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mengurai datayang diperoleh agar dapat dfikihhami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang
lain yang ingin mengetahui hasil
penelitian. Adapun analisis data yang digunakan peneliti yaitu :
1.
Analisis data Lembar Observasi
Aktivitas Guru
Analisis data aktivitas
guru diperoleh dari hasil pengamatan yang diisi selama proses pembelajaran berlangsung.
Data ini dianalisis selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
rumus persentase :
Keterangan :
P = F x 100 % N
P = Angka presentase
F = Frekuensi aktifitas guru
N = Jumlah aktifitas keseluruhan12
Membuat interval presentasi
dan kategori kriteria
penilaian observasi sebagai
berikut :
Tabel 3.1. Kategori Kriteria
Penilaian Hasil Pengamatan Guru
No |
Nilai % |
Kategori Penilaian |
1 |
86-100 |
Baik sekali |
2 |
72-85 |
Baik |
3 |
60-71 |
Cukup |
4 |
50-59 |
Kurang |
5 |
0-49 |
Gagal |
12
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan
kelas sebagai Pengembang ProfesiGuru,…, h. 73.
2.
Analisis Data Observasi Aktivitas
Peserta didik
Analisis data observasi aktivitas
peserta didik ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
aktivitas peserta didik pada saat proses pembelajaran fikih pada materi shalat berjama’ah melalui penggunaan model
pembelajaran discovery based learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada pelajaran tersebut. KKM
mata pelajaran fikih yang ditentukan di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom yaitu minimal 75.
Ada dua kriteria
ketuntasan belajar, yaitu ketuntasan individual dan ketentuan klasikal
menurut E. Mulyasa: berdasarkan teori belajar tuntas, seorang peserta didik dfikihndang tuntas jika ia
mampu mencapai tujuan pembelajaran minimal
80% dari seluruh tujuan. Sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas apabila mencapai nilai sekurang-kurangnya 80%
dari peserta didik yang ada di dalam kelas. Untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar peserta
didik secara klasikal
dianalisis dengan menggunakan
rumus persentase:
Keterangan :
KS = ST x 100 % N
KS = Ketentuan Klasikal
ST = Jumlah peserta didik yang tuntas N = Jumlah peserta
didik dalam kelas13
Tabel 3.2. Klasifikasi Nilai Hasil Belajar
Peserta didik
No |
Nilai % |
Kategori Penilaian |
1 |
86-100 |
Baik sekali |
2 |
72-85 |
Baik |
3 |
60-71 |
Cukup |
4 |
50-59 |
Kurang |
5 |
0-49 |
Gagal |
13
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas sebagai Pengembang ProfesiGuru,…h. 74.
Untuk melihat
adanya peningkatan hasil belajar peserta
didik secara individu
dianalisisdengan menggunakan
rumus persentase:
Skor yang diperoleh
P =
Skor
Maksimum
x 100 %
Jika nilai yang diperoleh sisiwa
mencapai nilai KKM yaitu 75 maka dinyatakan tutas secara perorangan. Nilai individu dihitung
berdasarkan nilai skor 10 sedangkan
nilai skor keseluruhannya adalah
100.
3. Analisis Hasil Belajar
Untuk mengetahui hasil belajar peserta
didik dilakukan analisis dalam penggunaan model pembelajaran discovery learning
pada pembelajaran fikih. Analisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut :
Keterangan:
F
P =
Nx 100 %
P= Angka Persentase
F=
Jumlah hasil peserta didik tiap aspek yang
munculN= Jumlah Seluruh
Peserta didik.14
14 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas sebagai Pengembang ProfesiGuru,…, h. 73.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan
pada tanggal 25 Oktober 2020 sampai
dengan 12 November 2020. Penerapan model discovery
based learning di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus terdiri dari 2 siklus,
yaitu:
1.
Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan dalam empat tahap
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Penerapan model discovery based learning pada siklus 1 diterapkan pada materi pokok shalat berjama’ah (sub materi
pengertian, dalil, imam dan makmum). Kegiatan
yang dilakukan pada tahap perencanaan, meliputi menyusun RPP sesuai dengan materi pelajaran yang
diajarkan, menyiapkan lembar
observasi aktifitas guru dan lembar observasi
aktivitas peserta didik salama proses pembelajaran berlangsung, membuat lembar kerja peserta
didik (LKPD), membuat soal evaluasi yang berbentuk pilihan ganda sebanyak
10 soal, dan sebagai alat penilaian
evaluasi.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1
dilakukan pada hari senin tanggal 25 Oktober
2020 dengan menggunakan model discovery
based learning pada materi pokok shalat berjama’ah (sub materi pengertian, dalil, imam dan makmum). Pembelajaran ini diikuti oleh peserta didik siswi kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah
Gabus Pati yang berjumlah 28 orang peserta
didik. Peneliti sebagai
pemberi tindakan dan bapak Naim, S.Pd.I, M.Pd sebagai pengamat
selama proses
pembelajaran berlangsung pada pelajaran fikih materi pokok
shalat berjama’ah dan sub materi pengertian, dalil, imam dan
makmum.
Sebelum memulai
penerapan metode discovery learning,
guru memastikan semua peserta didik sudah ada di dalam kelas
dan tidak ada lagi yang diluar
kelas.
Adapun
kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru terdiri dari tiga kegiatan
yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir sesuai dengan RPP.
Dalam
kegiatan pendahuluan, guru mengucapkan salam dan mengajak
peserta didik berdo’a awal pembelajaran, guru mengecek kesiapan
diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran
peserta didik, guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran serta kompetensi yang akan di capai, guru
memberikan apersepsi dan mengajak peserta
didik untuk bebas mengutarakan tentang
salat berjama’ah sesuai dengan pengetahuan mereka.
Dalam kegiatan inti ini terdiri
dari lima tahapan yaitu :
1. Mengamati
Ø Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang
pengertian salat berjama’ah
Ø Peserta didik mengamati
video yang ada kaitannya dengan materi salat
berjama’ah
2. Menanya
Ø Guru memberikan pertanyaan
kepada peserta didik terkait video yang telah
diamati
Ø Peserta didik memberi tanggapan
terkait tayangan video yang diamati
Ø Guru memberi
umpan balik dari tanggapan peserta didik tersebut
3. Eksplorasi/eksperimen
Ø Guru membagi
peserta didik menjadi 3 kelompok
Ø Masing-masing kelompok mencari
informasi berkaitan dengan salat jama’ah (dengan sub bab syarat sah imam
dan makmum (untuk kelompok 1),
prioritas menjadi imam jama’ah (untuk kelompok 2) dan posisi imam dan makmum dalam shalat jama’ah (untuk
kelompok 3)) melalui internet dan
buku. Masing– masing kelompok mendiskusikan tugas diskusi yang telah ditemukan
4.
Mengasosiasi
Ø Masing-masing kelompok
membuat ringkasan hasil diskusi
5.
Mengkomunikasikan
Ø Masing–masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian
Dalam
kegiatan akhir, guru bersama peserta
didik memberikan kesimpulan tentang materi tersebut.
Memberikan penguatan dan refleksi dan menyampaikan pesan-pesan moral, doa dan salam penutup.
c. Observasi
Hasil pengamatan terhadap observasi
aktivitas guru dan observasi aktivitas peserta
didik dalam penerapan model discovery
based learning diketahui dari hasil analisis lembar observasi aktivitas
guru dan observasi
aktivitas peserta didik. Pengamatan terhadap
aktivitas guru dan aktivitas peserta
didik dengan menggunakan model discovery based
learning yang diamati oleh bapak Naim, S.Pd.I, M.Pd sebagai wakakur MI. Tarbiyatul Islamiyah
Gabus
Tabel 1.1 Hasil Observasi
Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus 1
No |
Aspek yang
dinilai |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
|
Pendahuluan |
|
|||
1 |
Guru memberi
salam dan mengecek
kesiapan diri peserta
didik dengan mengisi lembar
kehadiran |
|
|
√ |
|
2 |
Guru mengawali pembelajaran dengan membaca doa |
|
|
√ |
|
3 |
Apersepsi Guru memberikan apersepsi: Guru menanyakan pertanyaan yang relevan
dalam kehidupan sehari-hari mengenai materi
yang akan diajarkan terkait
(pengertian, dalil, imam dan makmum dalam shalat berjama’ah) Seperti
: 1. Apakah kalian
pernah melakukan shalat
berjama’ah ? 2. Jelaskan secara terperinci hal-hal yang
menbedakan shalat berjama’ah dengan shalat munfarid
? |
|
√ |
|
|
4 |
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik |
|
√ |
|
|
5 |
Menyampaikan tujuan pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
Kegiatan inti |
|
|
|
|
6 |
Guru mengkondisikan agar
peserta didik siap
mengikuti proses pembelajaran (stimulasi) |
|
|
√ |
|
7 |
Guru menjelaskan cara belajar dengan
model discovery based learning (stimulasi) |
|
√ |
|
|
8 |
Guru menunjukkan
beberapa gambar orang sedang melakukan shalat berjama’ah
dan menyuruh peserta didik untuk mengamati gambar tersebut (stimulasi) |
|
|
|
√ |
9 |
Guru meminta
salah satu peserta
didik untuk menjelaskan gambaryang di tunjukkan
guru tersebut beserta
bagian- bagiannya. (stimulasi) |
|
|
|
√ |
10 |
Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanya kepada guru hal-hal
yang belum di pahami terkait penjelasantentang bagian-bagian
dari shalat berjama’ah (stimulasi) |
|
√ |
|
|
11 |
Guru membentuk kelompok yang terdiri dari
3 kelompok |
|
|
√ |
|
12 |
Guru membagikan LKPD
kepada tiap-tiap kelompok yang telah disediakan |
|
|
√ |
|
13 |
Tiap-tiap kelompok mendapatkan tugas
mencari informasi berkaitan dengan
salat jama’ah (dengan sub bab syarat sah imam
dan makmum (untuk kelompok 1), prioritas menjadi imam jama’ah (untuk kelompok 2) dan posisi imam dan makmum dalam shalat jama’ah (untuk
kelompok 3)) melalui internet dan
buku. Masing– masing kelompok mendiskusikan
tugas diskusi yang
telah ditemukan |
|
|
|
√ |
14 |
Membimbing peserta didik saat melakukan pencarian informasi terkait tugas yang diberikan |
|
|
√ |
|
15 |
Guru memberikan kesempatan untuk
bertanya tentang diskusi kelompok. (Plobem statemen) |
|
√ |
|
|
16 |
Menugaskan
perwakilan kelompok untuk
melaporkan hasil diskusi |
|
|
|
√ |
17 |
Kelompok
yang lain memberi
tanggapan Guru memberi penguatan terhadap materi
dan temuan kelompok (menarik kesimpulan) |
|
|
√ |
|
|
PENUTUP |
|
|
|
|
18 |
Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas |
|
|
√ |
|
19 |
Guru dan peserta
didik bersama- sama membuat
kesimpulan tentang pembelajaran yang telah mereka
lakukan |
|
|
√ |
|
|
(generalization) |
|
|
|
|
20 |
Guru memberikan penguatan dan refleksi tentang
materi shalat berjama’ah
dengan sub bab pengertian, dasar hukum, imam dan makmum |
|
|
√ |
|
21 |
Guru memberikan pesan-pesan moral terkait materi |
|
|
√ |
|
22 |
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
hamdalah dan mengucapkan salam |
|
|
√ |
|
Jumlah |
65 |
||||
Persentase |
74 % |
Sumber: Hasil Penelitian di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus
P = F x 100 % 65 x 100 %
= 74 % N 88
Berdasarkan
data observasi yang dilakukan oleh pengamat terhadap
aktivitas guru, jumlah skor diperoleh 65. Dengan demikian nilai rata-rata
adalah hasil observasi pada tabel 1.1
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui metode discovery learning mata
pelajaran Fikih kelas II materi shalat berjama’ah sub materi pengertian, dalil, imam dan makmum yaitu memperoleh
skor 65 dengan katagori cukup, akan tetapi masih terdapat beberapa
aktivitas yang masih rendah yaitu
pada kegiatan apersepsi dimana kegiatan hanya banyak bernilai 2 dan pada penyampaian motivasi juga masih bernilai 2 sedangkan untuk
kegiatan inti ada yang bernilai
2, 3 dan 4, namun yang paling banyak masih bernilai 2, kekurangannya seperti
dalam proses pembelajarannya guru kurang mampu mengarahkan peserta didik untuk menyelidiki serta menemukan sendiri
dan
mengambil kesimpulan
tentang materi
Tabel 1.2 Hasil Observasi Aktivitas
Peserta didik dalam Mengikuti Pembelajaran Siklus 1
No |
Aspek yang
dinilai |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
|
Pendahuluan |
|
|||
1 |
Peserta didik
menjawab salam, peserta
didik duduk dengan
tertib dan rapi |
|
|
√ |
|
2 |
Peserta
didik berdo’a besama |
|
|
√ |
|
3 |
Peserta didik
menjawab pertanyaan dari
guru tetang kegiatan melaksanakan shalat
berjama’ah, dan menjawab pertanyaan keduayaitu menjelaskan secara terperinci hal-hal yang membedakan shalat
berjama’ah dengan shalat
sendirian |
|
√ |
|
|
4 |
Peserta didik mendengarkan motivasi yang sedang diberikan guru. |
|
|
√ |
|
5 |
Peserta didik
mendengarkan tujuan pembelajaran yang dijelaskan guru |
|
|
√ |
|
|
Kegiatan Inti |
|
|||
6 |
Peserta didik mengikuti sesuai dengan arahan
guru. |
|
√ |
|
|
7 |
Peserta
didik mendengarkan dan memperhatikan belajar
dengan menerapkan
metode discovery learning |
|
√ |
|
|
8 |
Peserta didik mengamati gambar dan mendengarkan penjelasan dari guru. |
|
|
√ |
|
9 |
Peserta didik
bertanya jika ada yang belum
mereka pahami |
|
√ |
|
|
10 |
Peserta didik menjawab dari soal permasalahan yang di tanya
guru |
|
|
√ |
|
11 |
Peserta
didik memberikan jawaban
sementara |
|
√ |
|
|
12 |
Peserta
didik membentuk dalam
beberapa kelompok |
|
√ |
|
|
13 |
Peserta didik menerima LKPD yang diberikan guru |
|
√ |
|
|
14 |
Peserta didik
mendengarkan dan memperhatikan bimbingan dari guru dalam melakukan pencarian informasi |
|
|
√ |
|
15 |
Peserta didik bertanya dimana yang belum di mengerti |
|
|
√ |
|
16 |
Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya |
|
|
|
√ |
17 |
Kelompok
yang lain memberi
tanggapan. |
|
|
√ |
|
|
Penutup |
|
|
|
|
18 |
Menjawab
soal siklus 1 yang di bagikan oleh guru, dan mengumpulkan tugas siklus 1 |
|
|
√ |
|
19 |
Menyimpulkan materi pembelajaran tentang
pelajaran yang telah mereka lakukan. |
|
|
√ |
|
20 |
Peserta
didik menjawab dengan senang |
|
|
√ |
|
21 |
Peserta didik mendengar pesan moral yang
di sampaikan guru. |
|
|
√ |
|
22 |
Membaca do’a penutup |
|
|
√ |
|
Jumlah |
60 |
||||
Persentase |
68,18 % |
Sumber: Hasil Penelitian di kelas II MI.Tarbiyatul Islamiyah
Gabus
P = F x 100
% 60 x 100
% =
68,18 %
N 88
Aktivitas peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran pada siklus 1 adalah 60 dengan kategori cukup. Hal ini berarti
bahwa tingkat aktivitas peserta didik masih kurang.
Hal ini disebabkan karena tidak fokus mendengarkan penjelasan dari
guru, kurang peduli terhadap intruksi dari guru sehingga mengerjakan LKPD dan mempresentasikan hasil kerja kelompok
mereka kurang terarah,
hal itu disebabkan kurangnya peserta
didik dalam bertanya
terhadap materi yang
diajarkan. Banyak peserta didik yang tidak kerja sama satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan revisi dan perbaikan-perbaikan terhadap
penerapan metode discovery learning
untuk siklus selanjutnya.
Adapun aspek yang dapat dilihat pada
aktivitas belajar peserta didik secara keseluruhan
memperoleh nilai dengan kategori cukup berdasarkan pengamatan dari oservasi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik dalam belajar
sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan. Kemudian
setelah proses pembelajaran guru memberikan soal tes dengan jumlah 10 soal bentuk
multiple choice dan diikuti
oleh 28 peserta didik dengan tujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik. Adapun KKM yang
ditetapkan di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah
Gabus pada mapel fikih adalah 75.
Hasil belajar peserta didik pada siklus
1 pada bab shalat berjama’ah sub bab pengertian, dalil, imam dan makmum, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.3 Daftar Nilai Tes Pada Siklus 1
No |
Kode Peserta didik |
Rentang Nilai |
Keterangan |
1 |
M1 |
60 |
Tidak Tuntas |
2 |
M2 |
90 |
Tuntas |
3 |
M3 |
80 |
Tuntas |
4 |
M4 |
90 |
Tuntas |
5 |
M5 |
90 |
Tuntas |
6 |
M6 |
80 |
Tuntas |
7 |
M7 |
60 |
Tidak Tuntas |
8 |
M8 |
60 |
Tidak Tuntas |
9 |
M9 |
80 |
Tuntas |
10 |
M10 |
60 |
Tidak Tuntas |
11 |
M11 |
90 |
Tuntas |
12 |
M12 |
60 |
Tidak Tuntas |
13 |
M13 |
70 |
Tidak Tuntas |
14 |
M14 |
60 |
Tidak Tuntas |
15 |
M15 |
80 |
Tuntas |
16 |
M16 |
80 |
Tuntas |
17 |
M17 |
60 |
Tidak Tuntas |
18 |
M18 |
70 |
Tidak Tuntas |
19 |
M19 |
90 |
Tuntas |
20 |
M20 |
60 |
Tidak Tuntas |
21 |
M21 |
80 |
Tuntas |
22 |
M22 |
70 |
Tidak Tuntas |
23 |
M23 |
80 |
Tuntas |
24 |
M24 |
60 |
Tidak Tuntas |
25 |
M25 |
80 |
Tuntas |
26 |
M26 |
80 |
Tuntas |
27 |
M27 |
80 |
Tuntas |
28 |
M28 |
90 |
Tuntas |
Sumber: Hasil
Penelitian di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus
P = F x 100 % N
Keterangan:
P = Angka Persentase
F
= Jumlah hasil peserta didik tiap aspek yang muncul N = Jumlah Seluruh Peserta didik.
P = 16 x 100
% = 57 % 28
P = 12 x 100
% = 43 % 28
Berdasarkan hasil belajar peserta didik
melalui penerapan metode discovery learning pada pembelajaran fikih untuk
siklus 1 seperti yang disebutkan diatas, menunjukkan
jumlah peserta didik yang mencapai keberhasilan belajar individual sebanyak 16
peserta didik atau 57 %, sedangkan 12 peserta didik atau 43 % belum mencapai
ketuntasan belajar.
d.
Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk
mengingat kembali semua kegiatan dan hasil belajar
pada tiap siklus untuk menyempurnakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 ada beberapa hal yang
harus diperbaiki yaitu:
Tabel 1.4 Refleksi dari Siklus 1 ke Siklus 1I
No |
Temuan |
Rencana Perbaikan |
1. |
Aktivitas
peserta didik pada siklus 1 masih memiliki kekurangan |
Guru melakukan rencana perbaikan seperti: |
|
diantaranya adalah: a.
peserta
didik belum bisa menjawabpertanyaan dari
guru b.
Peserta didik belum bisa sepenuhnya mengikuti arahan guru. c. Tidak semua peserta didik
memperhatikan pelajaran d.
Peserta
didik kurang aktif bertanya e.
Kegiatan diskusi kurang hidup f.
Peserta
didik enggan untuk maju kedepan presentasi |
a.
Guru
memberikan pertanyaan yang lebih mudah . b.
Arahan yang diberikan sekaligus pengawasan c.
Guru
mendatangi peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran d.
Guru
merangsang/memberikan stimulus
untuk memunculkan keaktifan peserta didik bertanya e.
Memberikan
reward dan stimulus/rangsangan pada peserta didik f.
Memberikan
reward dan stimulus/rangsangan pada peserta didik |
2. |
Kemampuan guru pada siklus 1 masih memiliki kekurangan diantaranya
adalah: a.
Apresiasi guru masih kurang. b.
Kurang memberikan motivasi diawal
pembelajaran. c. Cara penjelasan metode discovery learning masih |
Pada kemampuan guru perlu
dilakukan perbaikan seperti: a.
Belajar untuk
mampu mengaitkan materi
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. b.
Menyiapkan pesan-pesan motivasi yang akan disampaikan kepada peserta didik. c.
menguatkan kembali
metode |
|
kurang. |
discovery learning. |
3. |
Masih banyak peserta didik yang belum mencapai KKM dan belum mencapai nilai ketuntasan secara klasikal. |
Membuat soal tes yang sesuai dengan yang dibelajarkan agar memudahkan peserta didik
untuk menemukan jawaban. |
Pada siklus ke II guru akan menyampaikan pembelajaran semaksimal
mungkin. Apabila siklus kedua tidak berhasil, maka akan dilanjutkan dengan siklus 1II, namun apabila siklus 1I berhasil,
maka tidak dilanjutkan ke siklus 1II.
Tabel 2.1 Hasil Observasi Aktivitas
Guru dalam Mengelola
Pembelajaran Siklus 1I
No |
Aspek yang
dinilai |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
|
Pendahuluan |
|
|||
1 |
Guru memberi
salam dan mengecek
kesiapan diri peserta
didik dengan mengisi lembar
kehadiran |
|
|
|
√ |
2 |
Guru mengawali pembelajaran dengan membaca doa |
|
|
|
√ |
3 |
Apersepsi Guru
memberikan apersepsi dikaitkan dengan kejadian yang sering terjadi ketika melakukan shalat berjama’ah dan bertanya terkait kebiasaan anak dalam
melakukan shalat berjama’ah |
|
|
|
√ |
4 |
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik |
|
|
|
√ |
5 |
Menyampaikan tujuan pembelajaran |
|
|
|
√ |
|
Kegiatan inti |
|
|
|
|
6 |
Guru mengkondisikan agar
peserta didik siap
mengikuti proses pembelajaran (stimulasi) |
|
|
|
√ |
7 |
Guru menjelaskan cara
belajar dengan model
discovery based learning (stimulasi) |
|
|
√ |
|
8 |
Guru menunjukkan beberapa gambar orang sedang melakukan shalat
berjama’ah dan menyuruh peserta
didik untuk mengamati gambar tersebut (stimulasi) |
|
|
|
√ |
9 |
Guru meminta
peserta didik untuk
menjelaskan gambaryang di tunjukkan guru tersebut termasuk makmum apa (stimulasi) |
|
|
|
√ |
10 |
Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanya kepada guru hal-hal yang belum di pahami terkait penjelasanawal berkaitan dengan
makmum muwafiq dan makmum masbuk
(stimulasi) |
|
|
|
√ |
11 |
Guru membentuk
kelompok yang terdiri dari 3 kelompok |
|
|
|
√ |
12 |
Guru membagikan LKPD
kepada tiap-tiap kelompok yang telah disediakan |
|
|
|
√ |
13 |
Tiap-tiap kelompok mendapatkan tugas mencari informasi berkaitan
dengan salat jama’ah (dengan sub bab ketentuan- ketentuan seorang makmum muwafiq (untuk kelompok 1), ketentuan-ketentuan seorang makmum
masbuk (untuk kelompok 2) dan cara
berganti imam shalat jama’ah (untuk kelompok
3)) melalui buku dan didukung dengan informasi yang didapat dari internet. Masing– masing kelompok mendiskusikan tugas diskusi yang telah ditemukan |
|
|
√ |
|
14 |
Membimbing
peserta didik saat
melakukan pencarian informasi terkait tugas yang diberikan |
|
|
|
√ |
15 |
Guru memberikan kesempatan untuk
bertanya tentang diskusi kelompok. (Plobem statemen) |
|
|
√ |
|
16 |
Menugaskan
perwakilan kelompok untuk
melaporkan hasil diskusi |
|
|
√ |
|
17 |
Kelompok yang lain memberi tanggapan Guru memberi penguatan terhadap materi dan temuan |
|
|
√ |
|
|
kelompok
(menarik kesimpulan) |
|
|
|
|
|
PENUTUP |
|
|
|
|
18 |
Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas |
|
|
|
√ |
19 |
Guru
dan peserta didik bersama-
sama membuat kesimpulan tentang
pembelajaran yang telah
mereka lakukan (generalization) |
|
|
|
√ |
20 |
Guru memberikan penguatan dan refleksi tentang materi shalat berjama’ah dengan sub bab makmum
muwafiq, makmum masbuk dan cara berganti imam shalat jama’ah |
|
|
|
√ |
21 |
Guru memberikan pesan-pesan moral terkait materi |
|
|
|
√ |
22 |
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
hamdalah dan mengucapkan salam |
|
|
|
√ |
Jumlah |
83 |
||||
Persentase |
94 % |
Sumber: Hasil
Penelitian di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus
P
= F x 100 % 83
x 100 % = 94 %
N 88
Berdasar data observasi yang dilakukan oleh
pengamat terhadap aktivitas guru, jumlah skor diperoleh
83. Dengan demikian
nilai rata-rata adalah hasil observasi pada tabel 2.1 menunjukkan bahwa
kegiatan pembelajaran melalui model discovery learning mata pelajaran Fikih
kelas II materi shalat berjama’ah sub materi makmum muwafiq, makmum masbuk dan cara berganti
imam shalat jama’ah yaitu memperoleh skor 83 dengan katagori sangat baik, akan tetapi masih terdapat
beberapa aktivitas yang masih harus dimaksimalkan diantaranya pada
kegiatan menjelaskan cara belajar dengan model discovery
based learning dan menarik kesimpulan secara bersama-sama bernilai 3.
Tabel 2 . 2
Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik dalam Mengikuti Pembelajaran Siklus
No |
Aspek yang
dinilai |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
|
Pendahuluan |
|
|||
1 |
Peserta didik
menjawab salam dan
duduk dengan tertib
dan rapi |
|
|
|
√ |
2 |
Peserta
didik berdo’a besama |
|
|
√ |
|
3 |
Peserta didik
menjawab pertanyaan dari guru terkait
kebiasaan anak dalam
melaksanakan shalat berjama’ah |
|
|
|
√ |
4 |
Peserta didik mendengarkan motivasi yang sedang diberikan guru. |
|
|
|
√ |
5 |
Peserta didik
mendengarkan tujuan pembelajaran yang dijelaskan guru |
|
|
|
√ |
|
Kegiatan Inti |
|
|||
6 |
Peserta didik mengikuti sesuai dengan arahan
guru. |
|
|
|
√ |
7 |
Peserta
didik mendengarkan dan memperhatikan belajar
dengan menerapkan model discovery based
learning |
|
|
√ |
|
8 |
Peserta didik mengamati
gambar dan mendengarka penjelasan dari
guru. |
|
|
|
√ |
9 |
Peserta didik
bertanya jika ada yang belum
mereka pahami |
|
|
√ |
|
10 |
Peserta didik menjawab dari soal permasalahan yang di tanya
guru |
|
|
|
√ |
11 |
Peserta
didik memberikan jawaban
sementara |
|
|
√ |
|
12 |
Peserta
didik membentuk dalam
beberapa kelompok |
|
|
√ |
|
13 |
Peserta didik menerima LKPD yang diberikan guru |
|
|
|
√ |
14 |
Peserta didik
mendengarkan dan memperhatikan bimbingan dari guru
dalam melakukan pencarian informasi |
|
|
|
√ |
15 |
Peserta didik bertanya dimana yang belum di mengerti |
|
|
√ |
|
16 |
Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya |
|
|
|
√ |
17 |
Kelompok
yang lain memberi
tanggapan. |
|
|
√ |
|
|
Penutup |
|
|
|
|
18 |
Menjawab
soal siklus 2 yang di bagikan oleh guru, dan mengumpulkan tugas siklus 2 |
|
|
|
√ |
19 |
Menyimpulkan materi pembelajaran tentang
pelajaran yang telah mereka lakukan. |
|
|
|
√ |
20 |
Peserta
didik menjawab dengan senang |
|
|
|
√ |
21 |
Peserta didik mendengar pesan moral yang
di sampaikan guru. |
|
|
|
√ |
22 |
Membaca do’a penutup |
|
|
|
√ |
Jumlah |
81 |
||||
Persentase |
92 % |
Sumber: Hasil
Penelitian di kelas II MI.Tarbiyatul Islamiyah
Gabus
P = F x 100 % 81 x 100 %
= 92 % N 88
Aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 2 adalah 81 dengan kategori sangat baik. Hal ini
berarti bahwa tingkat aktivitas peserta didik
sudah sangat baik tapi masih ada beberapa
item yang perlu dimaksimalkan, diantaranya pada keberanian peserta didik
dalam bertanya dan memberi tanggapan pada
kelompok lain pada saat presentasi hasil diskusi kelompok. Hal ini disebabkan kurang
percaya dirinya peserta didik dalam berkomunikasi
didepan umum.
Adapun aspek yang dapat dilihat pada
aktivitas belajar peserta didik secara keseluruhan memperoleh nilai dengan kategori
sangat baik berdasarkan
pengamatan darioservasi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kemampuan peserta didik dalam
belajar sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan. Kemudian
setelah proses pembelajaran guru memberikan soal tes dengan
jumlah 10 soal bentuk multiple choice
dan diikuti oleh 28 peserta
didik dengan tujuan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta
didik. Adapun KKM yang ditetapkan di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus
pada mapel fikih adalah 75.
Hasil belajar peserta didik pada siklus
2 pada bab shalat berjama’ah sub bab makmum muwafiq,
makmum masbuk dan cara berganti
imam jama’ah shalat,
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3. Daftar Nilai Tes
Pada Siklus 2
No |
Kode Peserta didik |
Nilai |
Keterangan |
1 |
M1 |
80 |
Tuntas |
2 |
M2 |
90 |
Tuntas |
3 |
M3 |
80 |
Tuntas |
4 |
M4 |
100 |
Tuntas |
5 |
M5 |
100 |
Tuntas |
6 |
M6 |
80 |
Tuntas |
7 |
M7 |
80 |
Tuntas |
8 |
M8 |
80 |
Tuntas |
9 |
M9 |
80 |
Tuntas |
10 |
M10 |
80 |
Tuntas |
11 |
M11 |
90 |
Tuntas |
12 |
M12 |
80 |
Tuntas |
13 |
M13 |
80 |
Tuntas |
14 |
M14 |
80 |
Tuntas |
15 |
M15 |
80 |
Tuntas |
16 |
M16 |
80 |
Tuntas |
17 |
M17 |
80 |
Tuntas |
18 |
M18 |
80 |
Tuntas |
19 |
M19 |
90 |
Tuntas |
20 |
M20 |
80 |
Tuntas |
21 |
M21 |
90 |
Tuntas |
22 |
M22 |
80 |
Tuntas |
23 |
M23 |
90 |
Tuntas |
24 |
M24 |
80 |
Tuntas |
25 |
M25 |
90 |
Tuntas |
26 |
M26 |
90 |
Tuntas |
27 |
M27 |
80 |
Tuntas |
28 |
M28 |
90 |
Tuntas |
Sumber: Hasil
Penelitian di kelas II MI. Tarbiyatul Islamiyah Gabus
P = F x 100 % N
Keterangan:
P = Angka Persentase
F
= Jumlah hasil peserta didik tiap aspek yang muncul N = Jumlah Seluruh Peserta didik.
P = 28 x 100
% = 100 % 28
Berdasarkan hasil belajar peserta
didik melalui penerapan
metode discovery learning pada pembelajaran fikih bab shalat berjama’ah
untuk siklus 2 seperti yang
disebutkan diatas, menunjukkan jumlah peserta didik yang mencapai keberhasilan belajar individual sebanyak 28 peserta didik atau 100 %. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik
melalui penerapan model discovery based learning sudah mencapai
ketuntasan belajar
a. Refleksi
Selama kegiatan pembelajaran, peserta
didik semakin aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini terlihat kerja sama kelompok yang sudah baik dan pemahaman
terhadap materi shalat berjama’ah sudah mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil pengamatan setelah dua siklus dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model discovery based learning pada pelajaran fikih
bab shalat berjama’ah sudah efektif. Kualitas
pembelajaran dengan model discovery
based learning sudah sangat baik. Tidak perlu
ada perbaikan dari guru untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Akan tetapi lebih baik lagi jika guru selalu
merefleksi diri untuk mempertahankan yang sudah dicapai dan selalu
belajar agar bisa menjadi lebih baik
lagi
B. Pembahasan dan Analisis
Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini tidak
hanya untuk melihat
hasil pembelajaran Fikih saja, tetapi juga untuk memperhatikan aktivitas
guru dalam mengelola
dengan menggunakan model discovery
learning dan mengetahui aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran.
1.
Aktivitas Guru
Dari grafik di atas hasil penelitian
yang telah diperoleh tentang aktivitas guru
siklus 1 sampai kepada siklus 2 mengalami perubahan yang baik sekali. Guru tidak melewatkan semua langkah pembelajaran. Siklus 1 dapat dikategorikan cukup, nilai persentase (74%). Pada siklus
1I dapat dikategorikan baik sekali juga namun
nilai pesentasenya yang lebih meningkat yaitu (94 %). Dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik selama proses
belajar pada siklus 1 dan siklus 2
untuk masing-masing katagori
adalah efektif, keadaan
ini disebabkan oleh timbulnya
motivasi serta rasa ingin tahu yang besar dalam diri peserta didik dengan diterapkan model discoverybased learning peserta didik menemukan sendiri hal-hal yang sedang di pelajari melalui
pengamatan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ahmad Rohani bahwa
peserta didik yang aktif adalah peserta didik yang aktif
dengan anggota badan, membuat
sesuatu, bermain atau bekerja dan
ia tidak hanya duduk dan mendengar.15
Jadi dapat kita simpulkan bahwa proses belajar
itu peserta didik juga dituntut untuk aktif dalam
gerakan-gerakan yang akan membantu perkembangan otak anak dalam menerima
pembelajaran yang diberikan
guru. Meskipun pada siklus
1 belum memenuhi kriteria yang ideal serta aktivitas belajar yang kurang relevan,
seperti kurang termotivasi dan ada beberapa
peserta didik yang mengabaikan kerja kelompok serta kurang bersikap
aktif. Keadaan seperti
ini disebabkan oleh peserta didik yang belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan guru.
2. Aktifitas Siswa
15
Ahmad Rohani,
Pengelola Pembelajaran, (Jakarta: PT.Reneka Cipta, 2004), h. 19
Dari grafik di atas, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
siswa disetiap siklusnya. Hal
ini terlihat jelas dari hasil yang diperoleh siswa pada siklus IIyang mengalami peningkatan. Untuk siklus
I dapat dikategorikan cukup dengan nilai persentase (68 %). Pada siklus II dapat dikategorikan baik sekali, nilai persentase
(92 %). Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode discovery
learning, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa. Sementara itu pada siklus II aktivitas
siswa sudah mulai meningkat, maka dapat di simpulkan aktivitas
siswa pada siklus I belum memperoleh hasil yang memuaskan
dan setelah dilakukan
perbaikan pada siklus II peneliti baru memperoleh keberhasilan karena sudah
sesuai dengan perencanaan pembelajaran.
Dalam memperoleh hasil analisis
kemampuan guru dan aktivitas siswa, penulis
mengumpulkan lembaran observasi yang diamati guru mapel dan satu orang guru (waka kurikulum) sebagai pihak yang mengamati kegiatan
pembelajaran (kegiatan guru dan siswa) selain pengamatan dari peneliti itu sendiri.
Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya upaya- upaya perbaikan yang dilakukan
guru dalam penggunaan model discovery learning pada mapel fikih bab shalat berjama’ah di MI. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus.
3.
Hasil Belajar
Siswa
Dari grafik di atas, hasil belajar siswa pada mapel fikih bab shalat berjama’ah penulis melakukan tes. Tes yang
diberikan yaitu sebanyak dua kali diantaranya
tes pada siklus I dan tes
pada siklus II. Setiap siklus mengalami peningkatan hasil. Setelah pembelajaran dengan menggunakan model
discovery based learning pada siklus I jumlah siswa yang mencapai
KKM yaitu 16 siswa dengan persentase
57 %, sedangkan yang masih dibawah KKM yaitu sebanyak 12 siswa dengan persentase 43 %. Sedangkan siklus II jumlah siswa
yang mencapai KKM yaitu 28 siswa dengan persentase 100 %. Jadi bisa dikatakan
bahwa pembelajaran menggunakan model discovery based learning mengalami
peningkatan yang signifikan dan sukses.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada mapel fikih
bab shalat berjama’ah dengan penerapan model discovery
based learning sudah
dikatakan berhasil, dikarenakan dalam aktifitas guru pada siklus I
sebesar 74% dengan kategori baik dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 94 % dengan kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat
pada tabel kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran pada kedua siklus diatas.
2. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mapel fikih
bab shalat berjama’ah dengan penerapan model discovery
based learning sudah
dikatakan berhasil, dikarenakan aktivitas siswa pada siklus I hanya 68% dengan kategori cukup dan pada siklus II
menjadi 92% dengan kategori sangat
baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil tes belajar siswa pada siklus kedua.
3. Hasil tes belajar
siswa secara klasikal
pada mapel fikih bab shalat berjama’ah dengan penerapan model discovery
based learning sudah
dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pada siklus I
belum mencapai ketuntasan secara
klasikal, karena pada siklus ini rata-rata
hasil tes belajar siswa hanya 57%
dan pada siklus II sudah mencapai ketuntasan 100%.
49
B. Saran
1. Pembelajaran dengan menerapkan model discovery based learning dapat
membawa dampak positif terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas mengajar, guru diharapkan dapat menerapkan model discovery
based learning dalam
pembelajaran yang lain sebagai upayameningkatkan mutu kualitas pendidik
khususnya pelajaran fikih
2. Guru dapat menerapkan model lain selain model discovery based learning agar bisa bervariasi sehingga
tidak monoton dan anak tidak cepat bosan tentunya disesuai
dengan materi yang di ajarkan.
Gamal Thabroni, “Model Pembelajaran Discovery Learning: Pembahasan Lengkap,”
artikel diakses
pada 25-Januari-2020 dari https://serupa.id/discovery-learning/
Em Zul Fajri
dan Ratu Aprillia
Senja, (2014), Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia,
Jakarta: DifaPublisher
Sardiman A.M, (2001), Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses tanggal 14 Desember 2017,pukul: 20. 40 WIB.
Direktorat pendidikan dan pembelajaran, artikel
diakses Jumat, 28 Juni 2019 dari https://unida.ac.id/pembelajaran/
Keputusan Menteri Agama RI
Emzir.2010.Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mashuri, FIKIH (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah,
2020)
Kunandar, Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembang ProfesiGuru
Sosialisasi PTK
50